Liga Spanyol

Serupa Valverde dan Setien, Barcelona Bakal Rugi Pecat Ronald Koeman

Kamis, 27 Mei 2021 16:20 WIB
Penulis: I Made Dwi Kardiasa | Editor:
© David Ramos/Getty Images
Nasib sial bakal menimpa raksasa LaLiga Spanyol, Barcelona, jika memecat Ronald Koeman. Serupa dengan nasib pasca mengusir Ernesto Valverde dan Quique Setien. Copyright: © David Ramos/Getty Images
Nasib sial bakal menimpa raksasa LaLiga Spanyol, Barcelona, jika memecat Ronald Koeman. Serupa dengan nasib pasca mengusir Ernesto Valverde dan Quique Setien.

FOOTBALL265.COM - Kerugian bakal menimpa raksasa LaLiga Spanyol, Barcelona, jika benar-benar jadi memecat Ronald Koeman. Siapa sangka yang akan dialami Lionel Messi cs serupa saat berpisah dengan Ernesto Valverde dan Quique Setien.

Dramatis, begitulah kesan penampilan El Barca usai hanya menangi Copa del Rey musim 2020-2021. Sejatinya prestasi mereka bisa bertambah dengan status double jika sukses di delapan laga sisa pentas teratas Negeri Matador.

Hanya saja, dalam delapan pertandingan terakhir liga performa Catalan malah kolaps dan kehilangan banyak poin penting. Kendati punya kontrak hingga 2022, Koeman mulai tak mendapat kepercayaan Joan Laporta yang sudah siapkan pemecatan.

Usut punya usut, sempat terjadi perundingan antara Laporta, direksi klub, hingga pelatih Barcelona sendiri menyangkut musim depan. Dalam perbincangan itu muncul spekulasi adanya pelatih baru, tapi keputusan akhir masih menunggu 15 hari lagi.

Jika benar Koeman alami pemecatan, bencana selayaknya kepergian dua pelatih terdahulu bisa saja terjadi. Melansir Barca Universal, klub dipastikan bisa kehilangan 33 juta euro (Rp575 miliar).

Sebelum ini, Valverde juga mendapat pemecatan, tapi ia tak menutut gaji kontraknya dan sudah merelakannya semua untuk klub. Setien lebih kontroversial, gajinya tak dibayarkan klub ketika terjadi pemecatan sepihak gara-gara krisis ekonomi.

Jika ditambah dengan pengusiran eks pelatih Timnas Belanda, ada kans jumlah yang dibayarkan jauh lebih besar. Apalagi pembayaran gajinya sekitar 42,9 persen terpaksa tertunda dan sekali lagi imbas krisis finansial.