Lemah di Pertahanan, Intip 5 Bek Naturalisasi Bertubuh Tinggi Kekar yang Layak Dilirik Timnas
Di urutan ketiga, ada Zoubairou Garba yang juga punya postur tinggi menjulang hingga 186 cm. Pemain bernama asli Mountala Zoubairou Garba Daniel tersebut jadi pusat perhatian saat memperkuat PSIS Semarang di musim 2006 hingga 2008.
Duetnya dengan Maman Abdurrahman dan Fofee Kamara kala, berhasil membuat pertahanan PSIS Semarang tak bisa ditembus, bahkan membawa Laskar Mahesa Jenar jadi runner up Liga Djarum Indonesia 2006.
Bio Paulin
Bek senior yang sudah malang-melintang di Liga Indonesia ini juga bisa jadi alternative tim pelatih Indonesia, jika mereka memang membutuhkan pemain bertahan kokoh dan postur tubuh tinggi.
Melansir dari Transfermakt, Bio Paulin memiliki tinggi 187 cm, cukup tinggi untuk menghadapi pemain-pemain dari Timur Tengah dan kawasan ASEAN sekelas Thailand atau Vietnam.
Secara usia (34 tahun), Bio Paulin memang tak lagi muda, namun pengalamannya di Liga Indonesia bisa jadi penilaian lebih. Berbekal pengalaman mentas di Indonesia, Bio Paulin diprediksi tak bakal kesulitan untuk berkomunikasi dengan pemain lokal lain saat memperkuat Timnas.
Otávio Dutra
Terakhir ada Otávio Dutra, punggawa Persija Jakarta ini mungkin tercatat sebagai bek naturalisasi tertinggi yang masih aktif bermain.
Diketahui, bahwa tinggi badan Otávio Dutra mencapai 190 cm. Sangat jauh diatas rata-rata pemain bertahan lokal Indonesia. Walau sudah memasuki usia 37 tahun, namun Dutra masih terlihat kokoh saat berhadapan dengan pemain-pemain Liga Indonesia.
Bahkan di ajang pramusim tahun ini, Otávio Dutra berhasil membawa Persija menjuarai Menpora Cup 2021 dengan mengalahkan Persib di partai final.