FOOTBALL265.COM - Liga Champions resmi bergulir pada 1955. Sebanyak lima trofi pertama terhitung 1955-1956 hingga 1959-1960 diboyong Real Madrid yang kala itu bermaterikan pemain-pemain legendaris seperti Paco Gento, Ferenc Puskas, Raymond Kopa, dan Alfredo Di Stefano.
Tak cuma itu, raksasa Spanyol lain yang notabene rival abadi Real Madrid, Barcelona, juga berambisi memenangi trofi. Peluang emas tercipta pada edisi 1960-1961 ketika mereka sukses menekuk musuh bebuyutannya dengan agregat 4-3 di Putaran Pertama.
Real Madrid tereliminasi. Langkah Barcelona menuju podium juara Liga Champions terasa ringan mengingat lawan terberat sudah dilibas. Klub kebanggaan masyarakat Catalan ini tinggal menggilir pesaing lain per babak yang kualitasnya tentu berada di bawah Los Blancos.
Benar saja. Barcelona menjejak final tanpa kesulitan berarti selepas menyingkirkan Spartak Hradec Kralove (perempat final; 5-1) dan Hamburg (semifinal; 2-2 unggul gol tandang). Lawan yang menanti di final adalah jagoan Portugal, Benfica, 31 Mei 1961.
Angin juara kian terasa saat Sandor Kocsis membuka skor pada menit ke-21. Striker berkebangsaan Hungaria ini menggunakan ayunan kepala dari jarak dekat menyambut umpan silang rekan setim guna mengarahkan bola ke gawang Benfica.
Pendukung Barcelona bersorak, tapi mendadak terdiam setelah Benfica berbalik unggul berselang 11 menit kemudian berkat aksi Jose Aguas (31’) plus blunder fatal kiper Antoni Ramallets yang berujung gol bunuh diri (32’).
6ª
— Charlas de Fútbol (@CharlasDeFutbol) June 1, 2019
🏟️Wanfdorf Stadium - Berna🇨🇭
🗓️31/05/1961
⚔️Benfica 🇵🇹 3-2 🇪🇸 Barcelona
⚽️ 21' Kocsis 0-1
⚽️ 31' Águas 1-1
⚽️ 32' Ramallets (p.p). 2-1
⚽️ 55' Coluna 3-1
⚽️ 75' Czibor 3-2 pic.twitter.com/iy6onVmpnE
Benfica bahkan menjauh 10 menit selepas turun minum melalui tembakan meriam Mario Coluna dari luar kotak penalti Barcelona. Gelandang kelahiran Mozambik ini memaksa Ramallets memungut bola untuk kali ketiga.
Enggan menyerah, Barcelona balik menekan Benfica. Namun, ketangguhan kiper Alberto da Costa Pereira menggagalkan banyak peluang emas Barca sehingga mereka cuma bisa membalas satu gol lewat tendangan jarak jauh Zoltan Czibor pada menit ke-75.
“Sungguh kehormatan yang tak terkira bisa menyaksikan momen indah ini secara langsung. Benfica, klub kebanggaan saya, menjadi kesebelasan terkuat di Eropa.” cetus Presiden Benfica kala itu, Vieira De Brito.
Dominasi Spanyol di Liga Champions pun resmi berakhir akibat ulah wakil negara tetangga. Barcelona gagal mengekor prestasi Real Madrid dan kudu menunggu 31 tahun sebelum benar-benar menenangi trofi pada edisi 1991-1992.