Bola Internasional

Euro 2020: Denmark Sindir Perdana Menteri Inggris, Begini Katanya

Selasa, 6 Juli 2021 12:07 WIB
Penulis: Maria Valentine | Editor:
© Wolfgang Rattay - Pool/Getty Images
Menjelang babak semifinal Euro 2020, pelatih Timnas Denmark, Kasper Hjulmand memberikan sindiran kepada Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson. Copyright: © Wolfgang Rattay - Pool/Getty Images
Menjelang babak semifinal Euro 2020, pelatih Timnas Denmark, Kasper Hjulmand memberikan sindiran kepada Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson.

FOOTBALL265.COM - Menjelang babak semifinal Euro 2020, pelatih Timnas Denmark, Kasper Hjulmand memberikan sindiran kepada Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson yang membatasi pendukung Denmark.

Denmark akan menghadapi Inggris di babak semifinal yang akan digelar di Wembley Stadium pada Kamis (8/7/21) dini hari WIB.

Sementara itu, suporter Tim Dinamit teracam tak bisa mendukung secara langsung di Wembley, lantaran Denmark tengah menjadi daftar kuning penyebaran Covid-19 oleh pemerintah Inggris.

Menanggapi persoalan tersebut, Kasper Hjulmand berharap Boris Johnson akan membatalkan larangan kunjungan untuk Denmark ke Inggris.

Melansir dari MetroUk, Hjulmand berpendapat larangan tersebut akan memblokir akses pendukung Danish Dynamite yang dinilai sangat penting bagi skuad asuhannya.

"Kami berharap Boris Johnson memberikan akses ke ribuan penggemar Denmark,” kata Hjulmand.

"Saya harap mereka bisa datang tetapi mari kita tunggu dan lihat," lanjutnya.

Lebih lanjut, Hjulmand mengatakan bahwa sorakan pendukung dari tribun akan sangat mempengaruhi mental pemainnya dan memberikan banyak energi.

"Kami tahu berapa banyak yang telah mereka lakukan untuk sampai di sini dan mendukung kami," kata Kasper Hjulmand.

"Mereka adalah alasan besar mengapa kami bisa sekali lagi muncul, mengejutkan orang-orang dan bermain dengan begitu banyak energi," imbuhnya.

"Dukungannya sangat, sangat membantu," pungkasnya.

Timnas Denmark sendiri memiliki kuota sekitar 5.000 kursi dari total 60.000 penonton yang akan memenuhi Wembley, perbedaan jumlah signifikan inilah yang menjadi sorotan pelatih Denmark tersebut.