In-depth

Layakkah Jorginho Memenangkan Ballon d'Or 2021?

Rabu, 14 Juli 2021 10:02 WIB
Editor: Zulfikar Pamungkas Indrawijaya
 Copyright:
Jorginho Sangat Layak Memenangkan Ballon d'Or

Dalam wawancaranya, Jorginho menyebut dirinya tak memikirkan Ballon d’Or. Baginya, kemenangan tim adalah yang utama. Bahkan, ia menolak menjawab saat jurnalis mengatakan kemungkinan dirinya menjuarai Ballon d’Or.

“Pertanyaan selanjutnya. Saya tak mau membicarakannya (Ballon d’Or), saya tak memikirkannya, saya hanya ingin menikmati momen ini (juara Euro 2020) bersama Italia,” ucap Jorginho saat ditanya kemungkinan dirinya memenangkan Ballon d’Or pasca menjuarai Euro 2020.

Di wawancara terpisah, Jorginho mengaku dirinya tak layak memenangkan Ballon d’Or. Apalagi kriteria yang dipakai bukanlah sesuatu yang ia miliki sebagai pemain.

“Kita hidup untuk bermimpi dan Ballon d’Or tergantung pada kriteria apa yang mereka gunakan. Jika itu karena keterampilan, saya bukan pemain terbaik di dunia. (Jika) tergantung seberapa pemain mendapatkan gelar, tidak ada yang mendapatkan banyak gelar tahun ini daripada saya (dan Emerson),” tuturnya dikutip dari Goal Internasional.

Sebelum final Euro 2020 dilangsungkan, sederet pemain dan pelatih asal Italia seperti Lorenzo Insigne dan Maurizio Sarri, mendukung Jorginho memenangkan Ballon d’Or mengingat peran vital yang ia miliki.

Sejak era rivalitas Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi, kriteria peraih Ballon d’Or selalu dihitung dari banyaknya gol, torehan trofi, dan pencapaian tim.

Namun, kriteria tersebut pupus pada 2018 lalu saat Luka Modric memenangi Ballon d’Or, walaupun banyak yang memprotes mengingat mindset peraih Ballon d’Or adalah pemain yang paling banyak mencetak gol.

Apalagi, saat itu pencapaian Luka Modric hanyalah membawa Real Madrid menjuarai Liga Champions dan membawa Kroasia menjadi Runner Up Piala Dunia 2018.

Jika dibandingkan Luka Modric yang berposisi sama dan pernah meraih Ballon d’Or pada 2018, maka penampilan Jorginho di tahun 2021 ini lebih unggul jauh.

Dari statistik yang dirangkum akun Twitter William Hill berdasarkan data dari Opta di bawah ini, Jorgingho unggul di banyak sektor dari Luka Modric saat memenangkan Ballon d’Or 2018.

Untuk Euro 2020 saja, Jorginho yang dicap bukan gelandang bertahan, malah unggul ketimbang gelandang bertahan ‘kekar berotot’ seperti Declan Rice dan Pierre-Emile Hojbjerg soal bertahan.

Jorginho unggul dalam hal intersep yang masuk dalam rekor Euro (25 kali), unggul dalam penguasaan bola kembali (46 kali) terbanyak dari seorang gelandang (data dari situs resmi UEFA).

Dalam menguasai permainan, Jorginho di Euro 2020 menjadi pemain yang sering mengoper bola di sektor gelandang, pemain dengan cakupan area terluas (86.6 km), dan Progressive Carriers (dribel bola ke area lawan).

Dengan catatan itu, adalah suatu kebenaran hingga Maurizio Sarri mengatakan sulit untuk memahami permainan Jorginho karena ia membuat permainan menjadi mudah.

Maka jangan heran bila Roberto Mancini mempercayakan satu slot di lapangan tengah untuknya, dan Thomas Tuchel selalu mempercayainya menempati satu tempat di Double Pivot dalam formasi 3-4-2-1 Chelsea musim lalu.

Tapi tetap saja pertanyaan muncul. Apakah dengan statistik itu Jorginho pantas mendapatkan Ballon d’Or? Mengingat Lionel Messi tampil luar biasa dan membawa Argentina meraih Copa America.

Percaya atau tidak, Ballon d’Or dewasa ini hanyalah kontes kepopuleran bak pemilihan umum (Pemilu) di Indonesia. Siapa yang kerap dikampanyekan di media dan menjadi populer, maka ia akan memenangkannya.

Untuk kriteria kepopuleran, Jorginho bukanlah orang populer. Malahan, lebih banyak orang mendiskreditkan perannya, termasuk pendukung Chelsea sendiri yang menginginkannya digantikan Declan Rice sejak 2020 lalu.

Jika Penulis boleh menjawab apakah Jorginho layak memenangi Ballon d’Or, maka Penulis sepakat dengan jawaban Lorenzo Insigne yang menyatakan bahwa pria berdarah Brasil ini sangatlah layak memenangkannya.

Tapi, jika berbicara kepopuleran, Jorginho tak lebih dari pemain sepak bola umumnya. Memang benar jikalau Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi mengubah cara pandang kehebatan seorang pemain sepak bola.