Kisah Kirichoco, Mantra Kutukan Chiellini untuk Bukayo Saka di Final Euro 2020
Asal usul mantra tersebut sendiri berasal dari tahun 1980 an di Argentina di mana terdapat seorang fans Estudiantes bernama Kiricocho.
Namanya menjadi kutukan ketika Kirichoco selalu hadir di latihan Estudiantes. Saat ia hadir, satu per satu pemain Estudiantes cedera.
Manajer Estudiantes saat itu, Carlo Bilardo, curiga dengan kondisi ini. Ia pun mengaitkannya dengan kehadiran Kirichoco yang ia yakini pembawa sial.
Tak ayal, hal itu lantas dimanfaatkan Bilardo. Manajer Estudiantes tersebut memanfaatkan Kirichoco untuk menyambut tim lawan yang akan bertanding dengan timnya.
Tak disangka, keyakinan Bilardo itu manjur. Estudiantes selalu menang di saat Kirichoco hadir. Dan anehnya, Estudiantes hanya sekali kalah saat Kirichoco absen.
Kisah kutukan ini pun terus berlangsung dari generasi ke generasi di antara negara-negara yang berbahasa latin atau Spanyol.
Joan Capdevila yang merupakan penggawa tim nasional Spanyol pernah mengaku ia mengucapkan mantra Kirichoco dengan berteriak di final Piala Dunia 2010 melawan Belanda.
Capdevilla berteriak Kirichoco saat Arjen Robben berhadapan satu lawan satu dengan Iker Casillas. Dan peluang itu pun gagal berbuah gol bagi Belanda.
Di era saat ini, ada nama Erling Haaland yang juga mengucapkan Kirichoco saat Borussia Dortmund menghadapi Sevilla di babak 16 besar Liga Champions 2020/21.
Saat itu, Haaland mengucapkan Kirichoco ke arah kiper Sevilla, Bono, saat ia berhasil mencetak gol melalui penalti yang diulangnya.
Entah ingin percaya atau tidak dengan mantra ini, namun mantra ini telah berlangsung cukup lama hingga saat ini. Akankah kisah-kisah seperti ini lahir di kemudian hari?