In-depth

Chelsea vs Crystal Palace: Ajang Pembuktian Marc Guehi kepada The Blues

Sabtu, 14 Agustus 2021 15:25 WIB
Editor: Zulfikar Pamungkas Indrawijaya
© John Walton/PA Images via Getty Images
Marc Guehi, bintang muda Chelsea hengkang ke Crystal Palace. Copyright: © John Walton/PA Images via Getty Images
Marc Guehi, bintang muda Chelsea hengkang ke Crystal Palace.
Marc Guehi, Si Anak yang Terbuang

Sebelumnya, keputusan menjual Marc Guehi oleh Chelsea bukanlah keputusan mudah. Pasalnya, sang pemain ingin menunjukkan bahwa dirinya siap menembus tim utama dan bermain reguler ketimbang dipinjamkan atau menjadi pelapis.

Chelsea pun sadar, sulit bagi Guehi untuk menembus tempat tim utama seiring banyaknya pemain sekaliber Antonio Rudiger, Andreas Christensen, Kurt Zouma, dan Thiago Silva di pos bek tengah.

Untuk itu, Chelsea memilih melepasnya dan dijadikan profit untuk bisa mendatangkan pemain lain yang memiliki nama besar.

Keputusan Chelsea ini pun turut membuka jalan bagi Guehi menancapkan kariernya di sepak bola level teratas. Secara tak langsung, ini merupakan pilihan bagus bagi kedua pihak.

Kendati pilihan bagus, nyatanya Chelsea juga harus memakan imbas buruk keputusannya sendiri. Melepas Guehi ke rival Liga Inggris nyatanya adalah pilihan buruk.

Hal ini tak lepas dari kualitas Guehi sendiri. Sebagai bek muda, ia kenyang pengalaman akan kerasnya sepak bola Inggris yang tercipta di Divisi Championship.

Sebagai contoh, bila dibandingkan Kurt Zouma yang akan dilepas Chelsea, Guehi punya catatan menarik selama musim 2020/21 di kancah liga.

Dari data yang diambil di laman Squawka Matrix, Guehi unggul dalam segala jenis Defensive Action bila dibandingkan Zouma.

Guehi unggul dalam duel di atas lapangan dengan presentase 74 persen, sedangkan Zouma hanya mampu memenangkan 44,6 persen duel di atas lapangan.

Dalam kemampuan bertahan seperti intersep, sapuan, blok dan tekel, Geuhi lagi-lagi unggul jauh atas Zouma.

Guehi total melepaskan 70 tekel, 116 sapuan, 68 intersep, dan 15 blok bersama Swansea. Sedangkan Zouma hanya mampu melepaskan 16 tekel, 91 sapuan, 28 intersep, dan 9 blok bersama Chelsea.

Gaya bermain tim memang menjadi penentu data ini, mengingat Swansea kerap mendapat serangan sedangkan Chelsea memiliki sistem bertahan yang lebih baik sejak dari lini depan hingga lini kedua.

Namun, setidaknya catatan itu cukup untuk membuktikan bahwa Guehi punya kelugasan untuk mengawal gawangnya dari tak kebobolan. Data itu cukup memberinya garansi bahwa ia akan menjadi salah satu bek hebat di masa depan.

Laga melawan Chelsea di Stamford Bridge (14/8/21) pun akan menjadi pembuktian bagi Guehi bahwa The Blues salah melegonya dan tak memberinya kesempatan.

Pasalnya, Chelsea terbilang tumpul saat berada di kotak lawan dan tak punya kemampuan mengkonversi gol yang baik di Liga Inggris sejak musim lalu, dengan status Underperformed yakni hanya mencetak 58 gol dari nilai Expected Goals (xG) sebesar 68,66.

Tak ayal, Guehi bisa unjuk gigi dan menghancurkan kreatornya sendiri yakni Chelsea di depan puluhan ribu pendukungnya yang memadati Stamford Bridge nantinya.