Melalui formasi 4-4-2 kesayangannya, mereka menggoyang tim-tim papan atas.

Kemenangan demi kemenangan dipetik hingga tak terasa mereka sempat menjadi Capolista dalam waktu cukup lama. Sampai pekan ke-22 pun mereka masih aman di posisi keempat.

Skuad asuhan Luigi Del Neri akhirnya mengakhiri kompetisi di posisi kelima dengan 54 poin. Chievo hanya berselisih satu poin saja dari zona Liga Champions. Sebuah pencapaian luar biasa bagi tim debutan.

Di posisi kelima, mereka berhak atas tiket Liga Europa bersama dengan Lazio. Kehebatan Chievo ini dinilai banyak pihak kala itu karena kemampuan Del Neri dalam menjembatani sepak bola tradisional dan modern.

Satu hal yang menarik dari Chievo Verona yakni julukan Si Keledai Terbang. Pasalnya, julukan tersebut bukan datang dari para fans melainkan ejekan dari tim rival sekota, Hellas Verona.

Tifosi garis keras Hellas sangat yakni jika tim tetangganya itu tidak akan bisa mentas di Serie A, bahkan mereka sampai membentangkan spanduk bertuliskan, "Jika keledai bisa terbang, maka Chievo dan Verona akan bertemu dalam duel derby di Serie A".

Sialnya, ejekan yang mengacu pada lambang Chievo tersebut malah terjadi. Si Keledai benar-benar terbang di Serie A bahkan mengakhiri musim di zona Eropa.

Sementara Hellas, finish di peringkat 15 dan harus terdegradasi dari Serie A pada musim 2001/02. Apesnya lagi, Hellas sempat dipermalukan dan kalah tipis 2-1 oleh Chievo berkat brace Federico Cossato.

Sempat hadirkan banyak kejutan dan sejarah panjang buat Serie A, namun kisah heroik Chievo Verona dipastikan berhenti pada tahun ini.

Meski punya potensi untuk bisa kembali ke kasta teratas Liga Italia, namun mereka tidak boleh menggunakan nama hingga logo AC Chievo Verona dan harus memulai dari Serie D.