Keajaiban Eddie Howe terlihat disini, mulai menukangi klub yang saat itu berada di urutan 23, perlahan Eddie Howe sukses membawa klub keluar dari zona degradasi League Two atau kasta keempat Liga Inggris.

Pencapaian tersebut membuat manajemen Bournemouth kembali mempercayakan Eddie Howe sebagai pelatih kepala. 

Hasilnya sangat fantastis, Eddie Howe sukses membawa Bournemouth finish sebagai runner up dan promosi ke League One musim 2010/11.

Kegemilangan Eddie Howe sempat membuat namanya dilirik Burnley yang saat itu mentas di divisi Championship atau kasta kedua Liga Inggris.

Dua setengah musim berada di Turf Moor, Eddie Howe gagal membawa Burnley tembus papan atas Championship hingga akhirnya ia dipecat pada 6 Oktober 2012 usai jalani 4 laga tanpa kemenangan.

Berhenti dari Burnley, seminggu berselang Eddie Howe kembali melatih klub lamanya yakni Bournemouth. Saat itu, kondisi tim sedang terpuruk dengan menempati peringkat 19 atau dua strip dari zona degradasi.

Namun lagi-lagi, tangan dingin Eddie Howe hadirkan keajaiban. 

Meraih 17 pertandingan awal tanpa kekalahan, membuat langsung merangsek naik ke peringkat 6 klasemen sementara dan di akhir musim berhasil finish sebagai runner up League One dan lolos ke divisi Championship musim 13/14.

Sejarah buat Bournemouth dan Eddie Howe akhirnya tercipta musim 2014/15, di mana pada saat itu The Cherries berhasil jadi juara divisi Championship dan untuk pertama kalinya tampil di kasta teratas Liga Inggris, Premier League.

Tak cuma sekedar numpang lewat, Eddie Howe sukses membawa Bournemouth bertahan hingga lima musim di Premier League.

Bahkan, mereka sempat finish di peringkat 9 pada musim 2016/17 unggul tiga strip dari Leicester yang berada di tempat ke-12.

Berbekal statistik tersebut, menarik dinanti kiprah Eddie Howe saat menangani Newcastle United nanti. 

Mampukah sang profesor membawa The Magpies merajai Liga Inggris musim mendatang? Atau malah bakal ditendang sebelum kontraknya habis, seperti saat menukangi Burnley sembilan tahun silam.