In-depth

Kenangan Putra Solo, Agung Setyabudi Tentang Drama Piala AFF 2002

Selasa, 7 Desember 2021 12:24 WIB
Kontributor: Nofik Lukman Hakim | Editor: Isman Fadil
© Ronald Seger Prabowo/INDOSPORT
Agung Setyabudi, pemain legendaris asal Kota Solo. Foto: Ronald Seger Prabowo/INDOSPORT Copyright: © Ronald Seger Prabowo/INDOSPORT
Agung Setyabudi, pemain legendaris asal Kota Solo. Foto: Ronald Seger Prabowo/INDOSPORT

FOOTBALL265.COM - Piala AFF 2002 menjadi memori tak terlupakan bagi putra Solo, Agung Setyabudi. Kali pertama tampil dalam hajatan antarnegara Asia Tenggara, Agung harus merasakan takluk di final dalam duel adu penalti.

Agung Setyabudi sejatinya sudah menjadi langganan Timnas Indonesia dari tahun 1993. Dia merupakan salah satu jebolan program PSSI Garuda II yang dikirim beberapa bulan ke Eropa Timur, tepatnya Cekoslowakia.

Agung keluar masuk Timnas Indonesia hingga terakhir menjadi kapten pada ajang Piala Asia 2004. Meski perjalanannya cukup panjang, ternyata Agung hanya sempat sekali mencicipi ajang Piala AFF, tepatnya edisi 2002.

Agung dipilih pelatih asal Bulgaria, Ivan Kolev, sebagai salah satu pemain belakang, bersama Bejo Sugiantoro, Aples Tecuari, Supriyono, Nur Alim, Firmansyah, Isnan Ali dan Harry Saputra.

"Iya benar, tahun 2002 itu jadi AFF pertama saya. Saya dipanggil Ivan Kolev saat memperkuat PSIS Semarang. Suasana timnya saat itu enak," kata Agung membuka obrolan tentang Piala AFF 2002

Agung menjadi andalan dalam ajang ini. Dari data RSSSF, Agung absen lawan Myanmar dan baru masuk sebagai pemain pengganti dalam laga kedua lawan Kamboja. Dia masuk menit ke-50, menggantikan Supriyono, ketika Indonesia tertinggal 1-2.

Masuknya Agung membuat lini belakang lebih kuat dan serangan lebih hidup, dengan tambahan Gendut Doni, menggantikan Elie Aiboy. Terbukti, Indonesia kemudian mencetak tiga gol lewat Bambang Pamungkas menit ke-58,79 dan 80.

Setelah keberhasilan itu, Agung selalu jadi pilihan utama Ivan Kolev. Indonesia lolos fase grup sebagai runner up dengan 8 poin, dibawah Vietnam yang mengoleksi 10 poin.

Agung bermain penuh ketika Indonesia menyingkirkan Malaysia 1-0, dihadapan 50 ribu suporter di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta. Gol dicetak Bambang Pamungkas menit ke-75.

Pada partai puncak, Indonesia kembali bertemu Thailand. Ini seperti mengulang final Piala AFF 2000, kala Indonesia dibesut Nandar Iskandar. Dalam final di Bangkok, Indonesia takluk 1-4.

"Tekanan pertandingan final tentu berbeda dari pertandingan-pertandingan sebelumnya. Tapi tekanan itu bukan karena kita kalah di tahun 2000. Saya pribadi tidak mengingat hasil itu," tutur Agung.

Pada partai puncak, Agung bermain 62 menit. Indonesia mengganti strategi lebih menyerang. Dia digantikan penyerang, Zaenal Arif, ketika Indonesia dalam situasi tertinggal 1-2. Thailand mencetak dua gol lewat Chukiat Noosalung menit ke-26 dan Therdsak Chaiman menit ke-38. Gol Indonesia dicetak Yaris Riyadi menit ke-46.

Pergantian strategi itu terbukti jitu, karena Indonesia sukses menyamakan kedudukan lewat Gendut Doni menit ke-79. Pertandingan yang dipimpin wasit asal Malaysia, Salleh Subkhiddin, pun berlanjut pada adu tendangan penalti.