Kiprah PSSI di Tangan Para Legenda dan Pelaku Sepak Bola yang Pernah Jadi Ketum
Beberapa puluh tahun lalu, PSSI sejatinya pernah dipimpin oleh legenda sepak bola Indonesia seperti Fecafoot sekarang ini.
Berdasarkan laporan Tabloid BOLA edisi khusus pemilihan Ketum PSSI 2016-2020 bertajuk "Menekan Tombol Reset", 13 Oktober 2016, tercatat ada dua legenda yang pernah menduduki kursi PSSI 1.
Mereka adalah Raden Maladi dan Maulwi Soelan di era pemerintahan Presiden Soekarno.
Nama Maladi memang tidak banyak diketahui publik Tanah Air sebagi pesepak bola. Ia mulai dikenal lewat Stadion Sriwedari yang pernah diubah namanya menjadi nama dirinya Stadion R Maladi.
Sebelum menduduki kursi PSSI 1 masa jabatan 1950 hingga 1959, Maladi aktif mejadi pesepak bola. Pria kelahiran Surakarta, 30 Agustus 1912 itu bermain sebagai kiper.
Bisa dibilang ia menjadi kiper pertama yang pernah memperkuat timnas Indonesia, usai PSSI dan NIVU (Nederlandsche Indtsche Voetbal Unde) memutuskan bersatu dan membentuk satu tim nasional dengan tittle PSSI Elftal.
Setali tiga uang dengan Maladi, Maulwi Saelan yang pernah menjabat ketua umum PSSI periode 1964 sampai 1967, juga merupakan legenda sepak bola Indonesia berposisi sebagai kiper.
Pria bernama lengkap Surachman itu memulai karier sepak bolanya di klub MOS (Main Oentoek Sports) Makassar. Keseriusannya menekuni dunia bal-balan membuat karier Maulwi menanjak usai memutuskan bergabung dengan Indonesia Muda Bandung.
Sejak saat itulah namanya membesar di sepak bola Indonesia, hingga mampu menembus skuat Timnas Indonesia untuk Olimpiade Melbourne 1965.
Kiprahnya bersama Skuad Garuda berlangsung cukup lama yakni sekitar 10 tahun dari 1951 hingga 1961. Setelah itu ia memutuskan aktif di dunia militer, hingga menjadi ajudan Presiden Soekarno.
Dari situ ia ditunjuk langsung Bung Karno untuk memimpin PSSI selama tiga tahun. Lantas bagaimana nasib PSSI di tangan para legenda itu?
Ditangan Maladi sewaktu menjabat Ketum PSSI, Timnas Indonesia dibawanya meraih medali perunggu Asia Games 1958. Sementara PSSI di bawah komando Maulwi Saelan tidak ada prestasi berarti.
Selain dua legenda, PSSI sebenarnya pernah dipimpin oleh mantan pesepakbola yaitu Djohar Arifin Husin.
Masih dalam laporan Tabloid BOLA edisi Khusus di atas, tak banyak yang menyangka bahwa Djoar adalah mantan pemain sepak bola.
Ia tercatat pernah bermain untuk PSL Langkat pada 1968 hingga 1969. Karier sepak bola Djohar berlanjut di klub papan atas kala dengan memperkuat PSMS Medan musim 1973-1976.
Perjalanan sepak bola mantan ketua umum PSSI periode 2011-2015 itu berhenti sampai di situ. Ia lalu melajutkan kariernya sebagai wasit nasional pada 1976 hingga 1987.
Namun apakah Djohar mampu membawa perubahan di tubuh PSSI seperti yang diharapkan oleh publik organisasi ini dipimpin oleh mantan pesepakbola?
Dalam kepemimpinannya banyak keputusan kontroversial yang mewarnai sepak bola Indonesia. Di antaranya mengganti kasta tertinggi Liga Super Indonesia (ISL) dengan Liga Primer Indonesia (IPL).
Kondisi itu kemudian membuat kegaduhan hingga menimbulkan dua lisme kepengurusan PSSI. Satu-satunya prestasi Djohar selama memimpin PSSI adalah Timnas Indonesia U-19 juara Piala AFF U-19 tahun 2013.
Jadi menurut sobat FOOTBALL265.COM, apakah PSSI lebih baik dipimpin oleh mantan pesepakbola nasional atau orang-orang berlatar belakang politik?