Kisah Nyentrik Roberto Lopes, Pemain yang Dipanggil Timnas Cape Verde via LinkedIn
Kisah Roberto Lopes membela Cape Verde sendiri bermula dari rekannya di klub Bohemians, yakni Ayman Ben Mohamed yang dipanggil oleh Tunisia.
Ayman sendiri merupakan warga Irlandia. Namun, ia merupakan keturunan Tunisia dari sang ayah, sama seperti Roberto Lopes yang keturunan Cape Verde.
Saat Ayman dipanggil ke tim nasional Tunisia, Roberto Lopes berkelakar bahwa dirinya juga bisa saja membela Cape Verde yang tak lain negara asal sang ayah.
Tak disangka, kelakarnya itu ditanggapi serius oleh seorang jurnalis yang kemudian memuat berita bahwa dirinya adalah pemain keturunan Cape Verde.
“Saat itu saya sedang wawancara dan bercanda bahwa saya bisa bermain di turnamen internasional karena saya berasal dari Cape Verde dan saya akan menyelesaikan dokumennya,” terang Lopes dikutip dari laman BBC.
“Ternyata ada seorang jurnalis yang menanggapi candaan saya itu dengan serius dan mulai menghubungi seseorang di federasi Cape Verde. Tapi tidak ada yang terjadi,” lanjutnya.
Nyatanya, peruntungan Lopes hadir di LinkedIn. Tiga tahun setelah wawancara itu, ia mendapat pesan di akun LinkedIn-nya.
Tak disangka, pesan itu berasal dari pelatih Cape Verde. Hanya saja, pesan itu berbahasa Portugis sehingga Lopes mengindahkannya karena menganggapnya sebagai pesan Spam.
“Saya membuat profil (LinkedIn) ketika saya kuliah tapi tak pernah melihat kembali profil itu. Saya mendapat pesan dari pelatih Cape Verde saat itu, Rui Aguas tapi dia menuliskan pesan dengan bahasa Portugis. Saya pikir itu hanya pesan spam dan saya tak menyadarinya,” ucap Lopes.
Sembilan bulan kemudian, pesan itu datang lagi ke profil LinkedIn Lopes. Karena penasaran, ia pun lantas membuka Google Translate dan menerjemahkan pesan Spam sebelumnya.
“Sembilan bulan kemudian, dia (Rui Aguas) mengirimiku pesan dan berkata,’ Hai Roberto, apa Anda punya kesempatan untuk mempertimbangkan tawaran saya?’,” lanjutnya.
Baru ia sadari bahwa pesan itu adalah ajakan baginya untuk membela tim nasional Cape Verde. Lopes pun merasa kasar bahwa ia mendiamkan pesan itu berbulan-bulan.
“Saya merasa bersikap kasar karena tak membalasnya berbulan-bulan sebelumnya. Saya menyalin pesan itu dan memasukkannya ke Google Translate. Dan di situ tertulis: ‘Kami tengah mencari pemain baru untuk skuat Cape Verde dan apakah Anda tertarik?’,” terangnya.
Lopes pun lantas mengiyakan ajakan itu. Pada 2019, ia lantas terbang ke Prancis yang menjadi tempat latihan Cape Verde untuk mengurus dokumennya.
Meski di awal kesulitan karena kendala bahasa, Lopes tetap tak merasa kesulitan untuk berkomunikasi dengan rekan-rekan barunya di atas lapangan.
Kehadiran Lopes nyatanya memberi efek apik dalam perjalanan Cape Verde yang berhasil lolos ke putaran final Piala Afrika 2021.
Piala Afrika 2021 pun menjadi ajang internasional pertama bagi Roberto Lopes. Tentu ia ingin membawa negara sang ayah bisa berbicara banyak di ajang ini.