Borna Sosa, Bek Kiri Incaran Chelsea Jelang Penutupan Bursa Transfer
Borna Sosa merupakan pemain asal Kroasia yang biasa beroperasi sebagai bek kiri. Hanya saja, ia juga bisa beroperasi sebagai Wing Back dalam skema tiga bek yang dipakai Chelsea dan Inter Milan.
Bek yang punya paspor Jerman ini telah bergabung Stuttgart sejak 2018 dari Dinamo Zagreb. Sejak saat itu, dirinya menancapkan diri sebagai salah satu bek kiri bertipe menyerang terbaik di Eropa.
Salah satu bukti mengapa Borna Sosa adalah bek kiri terbaik tak lepas dari catatannya di musim lalu, di mana ia mampu mencetak 10 assist dari 26 laga di kancah Bundesliga.
Di musim ini, catatannya pun tak kalah mentereng. Dirinya telah mencetak dua gol dan empat assist dalam 18 laga di berbagai ajang bersama Stuttgart.
Terlepas dari catatan itu, ada beberapa hal yang membuat Borna Sosa begitu menarik sehingga Chelsea tertarik untuk mendatangkannya jelang penutupan bursa transfer.
Hal yang menarik tersebut adalah soal gaya bermainnya yang begitu Attacking Minded atau bertipe menyerang. Borna Sosa merupakan salah satu bek kiri modern yang juga bisa bertugas sebagai Playmaker.
Jika dibandingkan, maka gaya bermain Borna Sosa mirip dengan Trent Alexander-Arnold di Liverpool, di mana dirinya menjadi tumpuan untuk menciptakan peluang dari sisi lapangan.
Kurang lebih hal ini terlihat dari kemiripan catatan keduanya. Borna Sosa memiliki rata-rata operan sebanyak 63,77 kali per 90 menit, sedangkan Trent memiliki rataan operan sebanyak 86,71 kali per 90 menit.
Dari rataan operan tersebut, rata-rata operan Progressive atau operan ke area lawan Borna Sosa sebanyak 5,17 kali, dan Trent memiliki rataan operan Progressive sebanyak 8,74 kali.
Kemiripan keduanya bahkan terlihat saat menerima operan di area lawan atau Progressive Passes Received. Brona Sosa menerima rata-rata 3,84 kali per 90 menit, dan Trent menerima operan di area lawan sebanyak 3,63 kali per 90 menit.
Tak cukup soal menerima dan mengoper bola, Borna Sosa juga andal dalam melakukan tusukan ke area lawan dengan rataan 7,52 kali per 90 menit, unggul atas Trent yang memiliki catatan hanya 5,96 kali per 90 menit.
Kemiripan ini menandakan bahwa Borna Sosa merupakan salah satu bek kiri modern terbaik yang ada di Eropa saat ini. Pertanyaannya, akankah ia cocok dengan skema Chelsea?
Dengan apa yang diterapkan Thomas Tuchel yakni permainan yang menitikberatkan pada Wing Back, maka Borna Sosa adalah pemain yang cocok, mengingat kreatifitas yang ia miliki.
Hanya saja, ada satu kelemahan dalam diri Borna Sosa, yakni kemampuannya soal bertahan. Ia merupakan pemain bertahan yang cenderung pasif.
Dalam permainan Stuttgart arahan Pellegrino Matarazzo, Borna Sosa tak difokuskan untuk bertahan. Sebagai catatan, pelatih berkebangsaan Amerika Serikat itu juga menerapkan skema tiga bek, di mana saat bertahan Wing Back kanan akan mundur sehingga formasi membentuk empat bek.
Kekurangan Borna Sosa dalam bertahan sebenarnya tak menjadi masalah bagi Chelsea dan Tuchel, mengingat The Blues punya pemain dengan tipikal yang sama pada sosok Marcos Alonso.
Selain itu, di sisi kiri Chelsea ada Antonio Rudiger yang bisa menjadi Cover sempurna untuk Borna Sosa. Dengan kata lain, Tuchel bisa menugaskan bek asal Kroasia ini untuk aktif menyerang.
Kini bola ada di petinggi Chelsea. Akankah Borna Sosa diboyong untuk mengatasi krisis bek kiri The Blues? Patut ditunggu bagaimana kelanjuta transfer ini jelang penutupan bursa transfer.