Ada Aturan Liga Jepang yang Untungkan Indonesia, Kok Baru Pratama Arhan yang Gabung?
Mulai musim 2019, Liga Jepang atau J.League telah menerapkan regulasi pemain asing baru yakni membebaskan jumlah pemain asing yang akan dikontrak setiap klub.
Dengan catatan hanya lima pemain yang boleh dimasukkan ke dalam susunan pemain di setiap pertandingan. Hal tersebut membuat J.League masih memberlakukan aturan khusus untuk J.League Partner Nations (JPN).
J.League Partner Nations ini adalah semacam kerja sama sejumlah negara dengan otoritas Liga Jepang di bidang sepak bola. Pada musim lalu, terdapat delapan negara yang tergabung.
Mereka adalah Thailand, Vietnam, Myanmar, Malaysia, Kamboja, Singapura, Qatar dan Indonesia sendiri untuk menjalin kerja sama dengan Liga Jepang.
Keuntungan bergabung dengan J.League Partner Nations adalah para pesepakbola tersebut bebas berkarier di sepak bola Negeri Sakura.
Artinya, pemain yang direkrut dari negara-negara JPN oleh klub Liga Jepang, statusnya bukan pemain asing melainkan pemain lokal sehingga tidak mengurangi slot legiun asing impor yang didaftarkan dalam pertandingan.
Dari Indonesia sendiri meski sudah tergabung cukup lama dengan J.League Partner Nations dan banyak keuntungannya, baru kali ini ada pemainnya yang dikontrak dan merasakan manfaat dari aturan khusus itu dalam diri Pratama Arhan.
Lantas di tahun-tahunnya kemana? padahal dalam beberapa tahun terakhir banyak pemain lokal dengan talenta berkualitas yang layak berkarier di luar negeri, hanya saja sebagian dari mereka lebih memilih untuk merantau ke Eropa maupun negara Asia Tenggara lainnya.
Padahal secara kualitas liga dan pengalaman, kawasan Asia Timur sangat bagus untuk para pemain Indonesia mengembangkan talentanya. Jepang dan Korea Selatan adalah dua negara dengan Liga terbaik untuk jadi pilihan.
Salah satu alasan pemain Indonesia enggan berkarier di Asia Timur salah satunya adalah keluarga. Jarak yang jauh dengan keluarga menjadi dasar mereka tidak mau bermaindi sana.
Seperti yang diutarakan oleh Andik Vermansah. Mantan pemain Persebaya itu mengaku pernah menolak tawaran klub Liga Jepang dan Amerika Serikat tetapi ia tolak.
"Sebenarnya alasan penolakan ini terbilang sangat sederhana, yakni seputar nilai kontrak, gaji dan jarak dengan keluarga yang jauh," katanya di channel Youtube Star Football.
"Namun diakui penyesalan datang dari terlewatnya kesempatan untuk mencoba bermain di Amerika dan Jepang, saya membayangkan ketika bermain di dua negara tersebut akan banyak kesempatan lain yang terbuka" tutup Andik Vermansyah.
Sebelum Pratama Arhan, ada enam pemain dari negara anggota JPN yang memperkuat tim-tim J.League hingga saat ini.
Dua di antaranya main di kasta tertinggi Liga Jepang, J1 League. Mereka adalah Chanathip Songkrasin (Thailand, Kawasaki Frontale) dan Dang Van Lam (Vietnam, Cerezo Osaka).
Sementara di level kasta kedua, J2 League ada pemain asal Thailand, Sittichok Paso, serta duo Vietnam yakni Vu Hong Quan dan Pham Van Luan di Ryukyu FC.
Sedangkan di kasta ketiga, J3 League, ada penyerang Malaysia, Hadi Fayyadh, yang memperkuat Azul Claro Numazu.