Liga Indonesia

2 Kartu Merah vs PS Siak di Liga 3, Pelatih Perseden: Mau Protes Juga Percuma

Rabu, 23 Februari 2022 12:55 WIB
Kontributor: Nofik Lukman Hakim | Editor: Indra Citra Sena
© Perseden
Logo klub Liga 3, Perseden Denpasar. Copyright: © Perseden
Logo klub Liga 3, Perseden Denpasar.

FOOTBALL265.COM - Perseden Denpasar memilih pasrah tersingkir dari Liga 3 2021. Mereka merasa dikerjai habis-habisan ketika dilibas PS Siak empat gol tanpa balas dalam laga pamungkas Grup V di Lapangan Jenggolo Sidoarjo, Selasa (22/2/22).

I Made Antha Wijaya dkk. membutuhkan kemenangan di laga ini menyusul dua hasil imbang terdahulu kontra Gasma Enrekang (0-0) dan Deltras Sidoarjo (1-1).

Namun, situasi sudah sulit usai gawang Perseden bobol dua kali oleh striker lawan, Khoirul Fikri, masing-masing pada menit ke-13 dan 29. Selepas itu, mereka harus kehilangan dua pemain karena kartu merah.

Kartu merah pertama didapatkan Reza Yulian pada menit ke-37, sementara yang kedua diterima I Nengah Sulendra (47'). PS Siak kemudian mencetak dua gol lagi lewat aksi Sojanolo pada menit ke-86 dan 89.

Pelatih Perseden Denpasar, I Wayan Sukadana, kecewa dengan kinerja wasit pada laga ini. Banyak keputusan pengadil lapangan yang benar-benar terlihat condong menguntungkan PS Siak.

"Kami tak menduga melawan PS Siak akan seperti ini. Kasar sekali non-teknisnya," kata I Wayan Sukadana kepada awak media, Selasa (22/2/22) malam.

Wayan Sukadana menyesalkan laga penentuan ini tidak disiarkan secara langsung seperti dua laga sebelumnya kontra Gasma Enrekang dan Deltras Sidoarjo.

Dia menyebut jalannya laga ini tak ada bedanya seperti partai di grup lain antara Farmel FC menghadapi Bandung United yang belakangan viral karena terindikasi 'diatur' wasit.

"Dua kartu merah itu tidak layak kami dapatkan. Reza protes langsung kartu merah. Sulendra dapat kartu merah karena handsball," jelas Wayan Sukadana.

"Sayangnya pertandingan ini tidak disiarkan secara langsung. Mau protes juga percuma, (hanya) jadi angin lalu. Kami pasrah saja sudah," pungkas I Wayan Sukadana.