FOOTBALL265.COM - Miliarder Rusia, Roman Abramovich telah mengonfirmasi bahwa ia segera menjual klub kecintaannya, Chelsea, dengan harga Rp76 triliun.
Menanggapi hal tersebut pelatih Chelsea, Thomas Tuchel mengatakan bahwa konsekuensi dari keputusan sang taipan akan berdampak pada terjadinya revolusi besar-besaran di struktur klub.
Saat diwawancarai seusai timnya memetik kemenangan atas Luton di Piala FA pada Rabu (2/3/22), Tuchel mengatakan: “Terlalu dini bagi saya untuk berbicara.”
“Saya hanya bisa memikirkan Chelsea di bawah kepemilikan Roman Abramovich, jadi kabar itu sangat sulit untuk saya terima. Ini adalah sebuah perubahan besar,” katanya kepada BBC.
“Ini berita besar dan akan menjadi perubahan besar, tetapi saya juga tidak pernah takut akan perubahan dan saya akan fokus pada apa yang dapat saya pengaruhi,” sambungnya.
Tuchel juga mengatakan dia belum berbicara dengan Abramovich sejak kemenangan di kompetisi Piala Dunia Antarklub di Abu Dhabi bulan lalu.
"Mungkin saya mendengarnya sedikit lebih awal dari Anda, kami mendengar rumor sepanjang hari, melihat di TV, ketika kami mengadakan pertemuan tim dan makan bersama, semua orang membicarakannya."
“Ini adalah berita besar, mari kita tunggu dan lihat yang terbaik dan lihat apa yang akan terjadi hari ini."
“Saya pikir setiap keputusan yang dia ambil adalah keputusan yang tepat, itu adalah pilihannya, klubnya, bukan ranah saya untuk berkomentar."
"Dalam jangka pendek bagi kami sebagai tim, staf dan pemain, semoga tidak terlalu berdampak buruk. Tapi itu tidak akan mengubah apapun situasinya sekarang di luar sana."
“Kami mencoba untuk menghilangkan tetap fokus, dan itu mudah, tetapi kami menunjukkan hari ini bahwa kami mampu melakukannya."
"Kami tidak tinggal di sebuah pulau, para pemain memiliki internet dan tentu melihat semua pemberitaan tentang klub, ini tidak mudah bagi kami, karena dalam pertandingan, fokus adalah hal sangat penting" Jelas Tuchel.
Roman Abramovich telah membawa era baru bagi Chelsea dan Liga Premier Inggris, ketika ia membeli klub tersebut pada tahun 2003.
Kini status kepemilikannya telah berada di ujung tanduk, setelah pecahnya perang di Ukraina pasca Invasi dilakukan oleh pasukan militer Rusia sejak 24 februari lalu.