Liga Indonesia

Ditagih Utang Rp672 Miliar oleh Perusahaan Belgia, PSSI: Kenapa Pihak LPIS Tak Pernah Disinggung?

Jumat, 18 Maret 2022 18:23 WIB
Penulis: Petrus Manus Da' Yerimon | Editor: Isman Fadil
© Herry Ibrahim/INDOSPORT
Ketua Umum PSSI bersama Dirtek PSSI Indra Sjafri dan Sekjen PSSI Yunus Nusi memantau latihan Timnas Indonesia U-19 sebelum berangkat TC ke Korea Selatan sebagai persiapan Piala Dunia U-20 2023 di Stadion Madya Senayan, Rabu (02/03/22). Copyright: © Herry Ibrahim/INDOSPORT
Ketua Umum PSSI bersama Dirtek PSSI Indra Sjafri dan Sekjen PSSI Yunus Nusi memantau latihan Timnas Indonesia U-19 sebelum berangkat TC ke Korea Selatan sebagai persiapan Piala Dunia U-20 2023 di Stadion Madya Senayan, Rabu (02/03/22).

FOOTBALL265.COM - PSSI akan menindaklanjuti kasus dengan perusahaan asal Belgia, Target Eleven, yang akan mengajukan gugatan ke pengadilan arbitrase untuk olahraga (CAS).

Gugatan itu meminta agar PSSI segera membayar utang yang mencapai 47 juta Dollar AS atau sekitar Rp672 miliar.

Target Eleven menandatangani kerja sama dengan PT Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS) pada 2013 ketika PSSI dipimpin Djohar Arifin Husin. Kerja sama itu berkaitan dengan pengelolaan kompetisi.

Namun, PSSI saat itu tidak bisa memenuhi komitmen keuangannya akibat kekisruhan di tubuh organisasi. 

Ada dualisme kompetisi, yakni Indonesia Super League (ISL) yang diakui oleh FIFA dan Liga Primer Indonesia (LPI) yang dianggap FIFA sebagai Breakway League.

Warisan utang itu tidak pernah disinggung selama tiga kali pergantian kepemimpinan Ketua Umum PSSI.

Mulai dari Djohar Arifin Husin, La Nyalla Matalitti dan Edy Rahmayadi hingga kepengurusan saat ini di bawah pimpinan Mochamad Iriawan. Tidak ada laporan apapun saat Kongres yang dihadiri perwakilan FIFA, AFC, dan AFF.