FOOTBALL265.COM - Training ground atau kompleks latihan merupakan salah satu fasilitas yang wajib dimiliki oleh setiap klub sepak bola di belahan dunia mana pun. Keberadaan area ini sudah tentu akan memudahkan para pemainnya untuk berkembang.
Di daratan Eropa selaku kiblatnya sepak bola dunia, kompleks latihan menjadi elemen penting dalam kesuksesan sebuah klub. Sejumlah raksasa seperti Barcelona, Real Madrid, Manchester City, AC Milan, Juventus, dan Liverpool memilikinya, begitu pula tim-tim medioker.
Berbeda dengan di Eropa, Indonesia terkesan belum menganggap training ground sebagai fasilitas yang harus disiapkan. Klub-klub bisa dikatakan abai terhadap urusan ini karena cenderung mengutamakan komposisi skuat, terutama belanja pemain asing demi mengejar prestasi jangka pendek.
Mirisnya, kesadaran akan kompleks latihan plus pembinaan usia dini dalam bentuk akademi baru muncul di era Liga 1 (sejak 2017).
Sebagian klub kasta tertinggi bahkan sempat dibuat pusing tujuh keliling mencari lapangan buat berlatih selama berkompetisi, termasuk raksasa Ibu kota, Persija Jakarta.
Namun, belakangan mencuat satu klub yang menjelma sebagai anomali, bahkan diibaratkan oase di tengah padang pasir nan gersang. Dia adalah kontestan Liga 3 2021 asal DKI Jakarta, ASIOP FC.
Diketahui, ASIOP FC berangkat dari akademi yang sudah berdiri sejak 1997. Musim ini mereka mencatat debut kancah sepak bola profesional sebagai kontestan Liga 3 2021 pasca-disahkan menjadi anggota Askot PSSI Jakarta Selatan, sekitar awal 2020.
Seiring dengan masuknya ASIOP FC ke jenjang profesional, klub yang mengusung warna biru-merah ini juga membangun fasilitas mumpuni untuk mendukung kemajuan para pemainnya di lapangan hijau.
November silam, ASIOP FC meresmikan sebuah kompleks olahraga berstandar FIFA di kawasan Sentul, Kabupaten Bogor. Fasilitas yang didesain sedemikian rupa usai studi banding ke Spanyol dan Portugal ini menawarkan kenyamanan khas sepak bola Eropa.
"Inilah ASIOP Training Ground (ATG)," ucap General Manager Kawasan ATG, Dhamayanti Adrian, kepada redaksi berita olahraga INDOSPORT di Sentul, Kamis (17/3/22).
"Fasilitas milik kami sendiri yang dibangun dan dirancang selengkap mungkin untuk memajukan sekaligus menunjang segala kegiatan di akademi ASIOP," jelasnya.
Diketahui, proses pembangunan ATG Sentul relatif cepat karena hanya membutuhkan waktu sekitar enam bulan, dari April hingga November 2021. Fasilitas utamanya adalah dua lapangan sintetis berstandar FIFA.
"Kami punya dua lapangan sintetis berstandar FIFA. Ukurannya yaitu 105x72m untuk Lapangan 1 dan 79x48m (Lapangan 2). Ada juga lapangan khusus untuk latihan kiper dan lapangan pasir untuk menunjang materi latihan fisik," cetusnya.
Di satu sisi, apa yang dilakukan ASIOP FC amat penting untuk kemajuan sepak bola Indonesia, khususnya pembinaan usia dini, tapi di sisi lain sekaligus 'menampar' klub-klub Liga 1.
Apakah pantas mereka para penghuni kasta elite ketinggalan selangkah dari debutan Liga 3 terkait fasilitas training ground?