Awas Man United, 'Bisikan' Sir Alex Bisa Bikin Erik ten Hag Jadi David Moyes Jilid II
Satu hal yang harus ditanamkan dalam penunjukkan Erik ten Hag adalah sedikitnya tekanan yang harus diberikan kepadanya.
Ten Hag hampir sama dengan Moyes, berangkat dari tim yang tak punya tekanan besar untuk terus menjadi juara. Yang terus ia pahami dalam karier kepelatihannya adalah proses.
Proses ini terkait banyak hal. Struktur tim, mentalitas pemain, hingga rencana di masa depan. Jika pun menjadi juara, maka hal tersebut adalah bonus.
Hingga era Rangnick ini, Man United hampir tak mempercayai proses dan menghargai waktu seperti saat Sir Alex Ferguson pertama kali tiba di Old Trafford.
Moyes yang diberi waktu 6 tahun, harus dipecat dalam tempo 10 bulan. Louis van Gaal jug dipecat usai bawa Man United raih gelar Piala FA.
Jose Mourinho yang tak identik dengan proses, juga dipecat. Hingga terakhir Ole Gunnar Solskjaer yang telah diberi waktu, tapi tak menghasilkan apapun.
Proses selalu identik dengan tekanan. Saat tekanan itu tak begitu hebat, proses akan berjalan atau mengalir seadanya.
Jika tekanan itu besar, maka proses pun akan berantakan karena banyaknya tuntutan yang didapat oleh Ten Hag nantinya.
Dengan kata lain, nasib Ten Hag ada pada tangan petinggi dan pendukung Man United. Seberapa jauh mereka hendak bersabar dan mempercayai proses Ten Hag yang jelas akan memakan waktu panjang.
Mendatangkan pemain bintang dengan harga triliunan bukanlah jawaban untuk mempercepat proses. Malahan, itu bisa menghancurkannya.
Biarkanlah Ten Hag berproses di Man United seperti saat dirinya di Go Ahead Eagles, FC Utrecht dan Ajax Amsterdam.
Hingga nantinya, Man United akan mendapati ‘versi’ Sir Alex Ferguson dalam diri Ten Hag, dan bukannya David Moyes seperti tahun 2013 silam.