Memasuki babak perpanjangan waktu, Timnas Indonesia U-23 tak juga bergerak menyerang, justru memilih main bertahan.

Menurut Coach Justin, ini adalah langkah yang keliru, sebab seperti hanya menunggu lawan untuk mencetak gol. Benar saja, satu gol dilesakkan oleh Weerathep Pomphan.

Walau banyak pemain Timnas berkumpul, tapi Weerathep Pomphan tak terkawal dan akhirnya meraih gol penentu kemenangan.

"Masuk extra time, mereka melanjutkan permainan seperti babak kedua. Dari awal, Thailand sudah ambil inisiatif, dan kita tetap kembali menunggu, sampai gol itu terjadi."

Meski demikian, Coach Justin mengaku enggan menyalahkan Alfeandra Dewangga yang tidak menjaga posnya dengan baik.

"Itu salah Dewangga, iya, tapi gue rasa tidak fair hanya menyalahkan Dewangga, karena kita tidak cetak gol juga," ujar Coach Justin.

Setelah kebobolan satu gol, barulah Timnas Indonesia U-23 bermain menekan, sayang langkah ini sudah terlambat, skor akhir 1-0 membuat Garuda gagal ke final SEA Games.

"Yang bikin gue bingung, sudah ketinggalan satu, baru pressure, berani ke depan. Gue nggak tahu siapa yang harus gue salahkan, Shin Tae-yong atau pemainnya," ujar Justin.

"Yang lebih menyedihkan lagi, pertandingan jadi lebih keras, banyak kartu kuning, dan akhirnya kita mendapat tiga kartu merah."