Klaim Hakan Calhanoglu bahwa Zlatan Ibrahimovic tidak punya andil dalam sukses AC Milan kembali merajai Liga Italia setelah 11 tahun lamanya seperti tidak sepenuhnya tepat.

Memang benar jika eks Inter Milan, Juventus, Barcelona, dan Manchester United itu kerap menepi karena cedera lutut parah namun ia tetap punya peran krusial.

Sebagai sosok yang dihormati, Ibrahimovic adalah mentor ruang ganti Milan. Mampu merumput di level tertinggi hingga usia 40 tahun jelas cukup jadi bukti kebesarannya dan membuat ia layak dicontoh oleh pemain lain.

Selain itu, di lapangan sumbangsih Ibrahimovic pun masih besar. Ia masih bisa menyumbang 8 gol dan 3 assist dari 1009 menit bermain di Liga Italia.

Tidak ada pemain AC Milan lain selain Olivier Giroud dan Rafael Leao (11) yang lebih subur darinya di ajang domestik dan ini jadi bukti jika Zlatan Ibrahimovic tidak hanya menumpang sukses.

Ibrahimovic pun rela berkorban besar demi Milan karena ia tidak keberatan menunda operas cedera lutut karena takut absen lama. Sebagai gantinya ia harus menahan rasa sakit luar biasa dan harus mangkir dari latihan rutin berkali-kali.

AC Milan menghargai dedikasi tersebut dengan siap menawarkan kontrak baru untuknya. Bahkan ketika Ibrahimovic sudah dipastikan baru bisa pulih dari cederanya pada Januari 2023 mendatang.

Maka dari itu Hakan Calhanoglu sebaiknya tidak perlu menyentil AC Milan dan Zlatan Ibrahimovic lagi ke depannya karena dalam situasi ini ia sudah kalah.

Satu-satunya jalan baginya membuktikan diri adalah dengan membawa Inter Milan merebut kembali Scudetto saat Liga Italia 2022/2023 resmi dibuka.