Diduga Lalai Sebabkan Kematian Diego Maradona, 8 Staf Medis Terancam 25 Tahun Penjara
Para ahli menyatakan bahwa pengasuh Maradona telah mengabaikan pemain keturunan Italia itu dalam perawatannya hingga sang legenda mengembuskan nafas terakhirnya.
Pada Maret lalu, para dewan medis bertemu untuk menganalisis tuduhan bahwa staf medis Diego Maradona tidak merawatnya secara intensif.
"Tindakan staf medis yang bertugas menangani DAM (Diego Armando Maradona) tidak memadai dan sembrono," kata laporan dewan medis tertanggal 30 April 2022.
Laporan itu mengatakan bahwa kesehatan Maradona semakin menurun hingga ia sekarat selama kurang lebih 12 jam sebelum kematiannya, sekitar tengah hari pada 25 November.
"Ia menunjukkan tanda-tanda yang jelas akan waktu penderitaan yang berkepanjangan, jadi kami menyimpulkan bahwa pasien tidak dipantau dengan benar mulai pukul 00:30 pada 25/11/2020," tulis laporan itu.
Terdakwa dalam kasus ini antara lain adalah ahli bedah saraf dan dokter keluarga Leopoldo Luque, psikiater Agustina Cosachov, psikolog Carlos Diaz, koordinator medis Nancy Forlini, dan empat orang lainnya termasuk dua perawat.
Jaksa telah meminta agar para terdakwa tersebut diadili atas dasar pembunuhan karena kelalaian. Mereka terancam hukuman mulai dari 8 hingga 25 tahun penjara.
Investigasi sendiri telah dibuka menyusul pengaduan yang diajukan oleh dua dari total lima anak Maradona terhadap Luque, yang mereka salahkan atas penurunan kondisi ayah mereka setelah operasi.
Hingga akhir hayatnya, bintang Barcelona, Napoli, dan Sevilla itu menderita komplikasi berupa gangguan hati, ginjal, dan kardiovaskular.