In-depth

Ngebet Datangkan Rabiot dari Juventus ke Chelsea, Tuchel bak Jilat Ludah Sendiri

Jumat, 24 Juni 2022 10:35 WIB
Editor: Zulfikar Pamungkas Indrawijaya
© Reuters/Peter Cziborra
Thomas Tuchel di laga Chelsea vs Liverpool (02/01/22). Copyright: © Reuters/Peter Cziborra
Thomas Tuchel di laga Chelsea vs Liverpool (02/01/22).
Rabiot Tak Dibutuhkan Chelsea

Sebagai seorang gelandang Box to Box, Rabiot tak punya atribut menyerang yang baik. Malahan dirinya memposisikan diri sebagai gelandang bertahan, yang lagi-lagi juga jauh dari kata apik bila dibandingkan pemain Chelsea lainnya

Rabiot tak punya kemampuan untuk bermain di tim yang mengandalkan Ball Possesion seperti Chelsea melalui lini tengahnya.

Hal ini tercermin dari minimnya kemampuannya melepaskan operan yang hanya rata-rata 42,30 kali per 90 menit dengan akurasi hanya 83,6 persen.

Selain itu, kemampuan dribel dan Progressive Carries Rabiot juga terbilang buruk ketimbang Mateo Kovacic yang punya peran yang sama dengannya.

Rabiot hanya rata-rata melancarkan 4,75 dribel Progressive dengan kesuksesan sebesar 0,89 dribel saja per 90 menit, jauh berbeda dengan Kovacic yang melancarkan 8,31 dribel per 90 menit dan 1,86 dribel sukses.

Satu-satunya keunggulan Rabiot hanyalah dalam bertahan, terutama duel udara dan blok. Tapi tetap saja, karakter ini tak dibutuhkan Chelsea yang tak memainkan gelandang bertahan murni.

Pada akhirnya, ketertarikan Tuchel kepada Rabiot ini hanyalah bualan belaka dan juga hanya akan menggerogoti Chelsea dari dalam seperti halnya Lukaku.

Sehingga, maukah Tuchel menjilat ludahnya sendiri dan menerima Rabiot serta merusak susunan timnya yang telah matang, terutama di lini tengah?