Bola Internasional

Jumpa Timnas Indonesia di Piala AFF U-19, Ini Penilaian Shin Tae-yong soal Kekuatan Thailand

Selasa, 5 Juli 2022 12:35 WIB
Penulis: Zainal Hasan | Editor: Prio Hari Kristanto
© Zainal Hasan/INDOSPORT
Pelatih Timnas Indonesia U-19 Shin Tae-yong. Foto: Zainal Hasan/INDOSPORT Copyright: © Zainal Hasan/INDOSPORT
Pelatih Timnas Indonesia U-19 Shin Tae-yong. Foto: Zainal Hasan/INDOSPORT
Shin Tae-yong Masih Belum Puas

Moto pantang merasa puas terlalu cepat masih dipegang oleh Shin Tae-yong selaku pelatih kepala Timnas Indonesia di ajang Piala AFF U-19 2022.

Kendati Garuda Muda baru saja membantai Brunei Darussalam 7-0 berkat penampilan individu brilian Hokky Caraka, tetapi juru taktik asal Korea Selatan itu masih merasa ada kekurangan yang harus ia perbaiki.

Bermain di hadapan publik Stadion Patriot Candrabhaga pada Senin (04/07/22) lalu, Timnas Indonesia dibebani untuk wajib menang usai pada matchday pertama ditahan imbang Vienam tanpa gol.

Kendati demikian mereka justru tampil sangat apik terutama di babak pertama di mana enam gol sudah bersarang di gawang Brunei yang dikawal Danish Aiman.

Gol Nico jadi satu-satunya yang tercipta di paruh kedua pertandingan. Kemungkinan besar pergantian sejumlah pemain yang dilakukan Shin Tae-yong pascaturun minum jadi alasan macetnya keran gol Garuda Muda.

Bisa jadi inilah penyebab kenapa juga Shin Tae-yong merasa belum puas sepenuhnya dengan performa yang ditunjukkan kontra Brunei.

Terlihat masih ada gap antara tim utama dan cadangan namun eks bos Korea Selatan di Piala Dunia 2018 itu enggan mendiskriminasi skuatnya dengan membagi ke dalam dua kategori tersebut.

Shin Tae-yong berharap jika nantinya semua kekuarangan bisa dikikis saat timnas Indonesia jumpa Thailand di matchday ketiga pada Rabu (06/07/22) mendatang.

"Pada babak kedua setelah pergantian pemain, organisasi kami tidak sebaik babak sebelumnya," beber Shin Tae-yong seperti yang dikutip dari Antara.

"Selain itu konsentrasi juga menurun. Secara kualitas, semua pemain sama. Tidak ada pemain yang bagus atau jelek di dalam tim," lanjutnya lagi.

"Itulah kenapa di sini tidak ada (istilah) pemain inti atau pelapis," tambah pelatih kharismatik berusia 51 tahun itu.