Untung Rugi PSSI dan Timnas Indonesia Tinggalkan AFF dan Gabung EAFF
EAFF didirikan sejak tahun 2002, dengan saat ini memiliki 10 negara anggota, mereka adalah China, Taiwan, Guam, Hong Kong, Jepang, Korea Utara, Korea Selatan, Macau, Mongolian, dan Kepulauan Mariana.
Jika PSSI berminat untuk gabung maka mereka akan jadi anggota ke-11. Namun keputusan itu akan melahirkan suatu kerugian yakni kurangnya perkembangan untuk Timnas Indonesia.
Sebab EAFF saat ini konsisten hanya menggelar satu turnamen antar negara yang rutin digelar dua tahun sekali bernama Piala Asia Timur atau EAFF E-1 Football Championship, layaknya Piala AFF.
Sayangnya, turnamen itu hanya diikuti empat negara dengan sistem turnamen single round-robin alias sistem klasemen untuk edisi 2022 ini, yang ditentukan dari peringkat FIFA tertinggi di bulan Maret 2022.
Hasilnya ada China, Jepang, Korea Selatan dan Hong Kong. Keempatnya akan bertanding satu kali untuk mendulang poin sebanyak-banyaknya. Negara yang berada di peringkat teratas keluar sebagai pemenang.
Sistem ini dilakukan akibat adanya pandemi Covid-19. Jika terus diterapkan, maka Timnas Indonesia yang berada di peringkat 155 jelas harus menjadi penotont terus-terusan, tanpa mencicipi kekuatan negara-negara kuat langganan Piala Dunia itu.
Selain itu, EAFF juga hanya menggelar turnamen satu kelompok yakni senior. Bagi Indonesia yang sepak bolanya masih berkembang, menjadi masalah.
Pasalnya, negara-negara maju di EAFF seperti Jepang, China, dan Korea Selatan yang jenjang sepak bola kelompok umurnya sudah rapi, tidak memerlukan kompetisi antar negara lagi untuk jam terbang dan regenerasi.
Buktinya, tim nasional kelompok umur mereka mampu bersaing di Piala Asia U-20, U-23 atau bahkan Piala Dunia U-17, hingga U-20.
Alhasil EAFF tidak menggelar Piala Asia Timur U-16, U-19 ataupun U-23. Tentu saja merugikan bagi Timnas Indonesia, karena level kelompok umur masih perlu pengalaman kompetisi internasional.
Apalagi sistem di liga lokal juga belum sepenuhnya bagus untuk usia dini dalam balutan Elite Pro Academy (EPA), sehingga masih perlu tambahan untuk menambah jam terbang di level internasional.
Sementara di AFF, turnamen antar negara level kelompok umur rutin digelar. Mulai dari U-16 hingga U-23. Hal itu berdampak bagus untuk regenerasi sebuah tim nasional seperti Indonesia.
Selain itu, jikapun Timnas Indonesia berkesempatan gabung EAFF dan merasakan bermain di Piala Asia Timur, mereka juga berpeluang bertemu lagi negara dari AFF.
Sebab sudah ada wacana untuk mempertemukan dua negara pemenang Piala Asia Timur dengan Piala AFF, yang akan digelar rutin dua tahun sekali.
Sayangnya, tidak mudah bagi Timnas Indonesia bisa memenangkan Piala Asia Timur. Bukan cuma memenangkan kompetisi itu, untuk lolos dari kualifikasinya saja pun dirasa sulit untuk bersaing.
Berbeda di AFF, Timnas Indonesia yang sudah menjadi salah satu kekuatan sepak bola Asia Tenggara, otomatis masuk ke babak utama Piala AFF tanpa jalur kualifikasi.
Itu pun sulit banget juara meski lawannya relatif setara dan merata kekuatannya, semakin kering saja prestasi Timnas Indonesia andai bergabung dengan EAFF.
Memang turnamen yang diselenggarakan oleh AFF tidak lepas dari kontroversi baik yang level umur maupun senior. Tapi nyatanya, Skuad Garuda belum bisa merebut gelar juara.