Jejak Pemain Belanda di Bayern Munchen, Matthijs de Ligt Berpotensi Ikuti 3 Legenda Ini
Selanjutnya ada Mark van Bommel. Dirinya juga membuat keputusan untuk meninggalkan PSV Eindhoven pada tahun 2005 untuk bergabung dengan klub raksasa Liga Spanyol, Barcelona.
Sayang, dirinya kalah bersaing dengan nama-nama tenar di lini tengah Barcelona saat itu.
Mark van Bommel pun akhirnya dilepas oleh Blaugrana pada tahun 2006 ke Bayern Munchen.
Raksasa Bundesliga itu memberikan rasa aman bagi karier Mark van Bommel, karena sang gelandang bertahan mendapat satu tempat utama di lini tengah.
Mark van Bommel menjadi salah satu gelandang bertahan terbaik yang pernah dimiliki oleh Bayern Munchen. Total ia membuat 187 penampilan dengan torehan 16 gol dan 21 assist dalam kurun waktu 2006 hingga 2011.
Mark van Bommel yang sudah tidak lagi muda, memutuskan untuk pergi dari Bayern Munchen karena munculnya bakat-bakat muda Die Rotten.
Ia bergabung ke AC Milan tahun 2011, dan pulang kampung satu musim kemudian ke PSV Eindhoven sebelum akhirnya pensiun tahun 2013.
Di Bayern Munchen ia meraih empat trofi bergangsi dua Bundesliga Jerman dan 2 DFB Pokal.
Roy Makaay
Terakhir ada Roy Makaay. Namanya mulai dikenal banyak penggemar sepak bola Eropa berkat catatan rekor kilatnya bersama Bayern Munchen.
Roy Makaay menciptakan salah satu rekor gol tercepat di ajang Liga Champions. Ia bergabung dengan Die Bayern pada tahun 2003.
Tak ada yang mengira jika penyerang asal Belanda tersebut sanggup menaklukkan panggung Bundesliga sebagai pemain utama di lini depan.
Beberapa dari pemain Belanda tersebut mampu menjadi tumpuan utama tim dalam kurun waktu yang cukup lama. Mereka memiliki filosofi permainan yang saling melengkapi satu sama lain sehingga perannya akan sangat vital di dalam lapangan hijau.