Perjalanan Bagus Kahfi, dari Ruwetnya Pengin ke Eropa hingga Balik ke Indonesia Malah Jajal Tarkam
Kemampuan Bagus Kahfi sebagai seorang penyerang tajam tidak lepas dari kontribusi program Garuda Select yang digagas oleh Mola TV.
Bagus Kahfi menjadi pemain muda generasi pertama dan kedua yang mengikuti Garuda Select, untuk melakukan pemusatan latihan dan menimba ilmu di Eropa tepatnya di Inggris dan Italia.
Talentanya sebagai pemain semakin terasah bersama Garuda Select besutan mantan pemain Liga Inggris, Denni Wise. Pada medio Oktober 2019 hingga Maret 2020, Bagus menorehkan 16 gol untuk Garuda Select jilid II.
Namun, Bagus mendapat cedera serius saat Garuda Select berhadapan dengan Reading U-18 pada awal Maret lalu. Pemain kelahiran Magelang itu menderita cedera di bagian pergelangan kaki kiri.
Setelah menjalani operasi dan perawatan di Inggris, Bagus dikirim ikut latihan di FC Utrecht atas rekomendasi Dennis Wise.
Bahkan tidak hanya trial, tapi Dennis Wise juga menyarankan FC Utrecht merekrut Bagus Kahfi karena diaggap punya talenta untuk jadi pemain sepak bola sukses di Eropa.
FC Utrecht menerima saran itu dan mengirimkan surat permohonan ke Barito untuk merekrut Bagus.
Sang pemain tentu bahagia ada kesempatan berkarier di Eropa, apalagi Barito Putera diakui Bagus pernah berjanji akan melepasnya jika ada tawaran dari Eropa.
Konflik dengan Barito Putera
Sayangnya, Bagus Kahfi tidak bisa serta merta bisa langsung bergabung dengan klub Belanda itu.
Pasalnya ada proses yang harus dilalui oleh Bagus Kahfi melibatkan Barito Putera dan pihak FC Utrecht. Nah proses ini yang kemudian menjadi masalah karena kerumitannya.
Awalnya Barito Putera enggan melepas Bagus Kahfi begitu saja. Manajemen Laskar Antasari yang masih mempunyai kontrak hingga 2021 dengan Bagus, meminta kompensasi kepada FC Utrecht.
Selain itu, Barito Putera meminta jaminan sang pemain dikembalikan jika kontraknya sudah selesai.
FC Utrecht menolak memberikan kompensasi alias ingin merekrut secara gratis, dan menarik tawaran pada 27 November 2020. Bagus Kahfi kecewa dan meluapkan kekesalannya di Twitter.
"Karena hal yang saya tidak mengerti, mimpi saya harus terhenti. Janji, janji , janji. Sayang kali ini tidak berarti," tulis Bagus.
Sontak curahan hati Bagus Kahfi itu menjadi ramai dan membuat gaduh media sosial Tanah Air.
Tak ingin permasalahan melebar, Bagus Kahfi kemudian bertemu dengan CEO Barito Putera, Hasnuryadi Sulaiman, yang didampingi oleh ketua PSSI dan perwakilan Mola TV.
Selang beberapa hari, tepatnya pada 1 Desember 2020, Barito Putera berubah pikiran dan mulai melunak untuk melepasnya demi kepentingan sang pemain dan timnas Indonesia.
"Kenapa sempat berputar-putar, karena komunikasi. Itu yang menyebabkan adanya simpang siur," kata Bagus Kahfi dalam perbincangan di Podcast Retropus.
"Dari Barito Putera tidak salah. Saya menghargai itu dan saya sangat respek sebab saya masih bagian dari mereka. Saya juga masih ada kontrak setahun sama mereka.
"Tapi Pak Hasnur sebelum saya tanda tangan, beliau berjanji kepada saya, kalau ada kesempatan, saya akan dilepas," jelas Bagus Kahfi.