Bola Internasional

Blak-blakan! Matthijs de Ligt Bongkar Borok Juventus yang Membuatnya Pergi

Jumat, 29 Juli 2022 04:00 WIB
Penulis: Yudha Riefwan Najib | Editor: Zulfikar Pamungkas Indrawijaya
© Dean Mouhtaropoulos/Getty Images
proses terjadinya gol Matthijs de Ligt ke-25 untuk Belanda Copyright: © Dean Mouhtaropoulos/Getty Images
proses terjadinya gol Matthijs de Ligt ke-25 untuk Belanda
de Ligt Bongkat Borok Juventus

Ketika Matthijs de Ligt datang ke Bayern Munchen, dan mengikuti serangkaian latihan bersama pemain lainnya, dirinya mengungkapkan bahwa sesi latihan Die Rotten merupakan sesi terberat.

Di sisi lain, pemain asal Belanda tersebut juga menjelaskan alasan dirinya lebih memilih berlabuh ke Allianz Arena, karena adanya ketidak cocokan dengan gaya bermain yang dimiliki Massimiliano Allegri.

Melansir dari Footbal Italia, pemain berusia 22 tahun tersebut sebenarnya tertarik bergabung dengan Bianconeri karena ingin bekerja sama dengan Maurizio Sarri.

“Ketika Anda pergi ke tim dengan legenda ini, menjadi sulit bagi seorang pria muda seperti saya untuk mengekspresikan diri,” ungkap de Ligt dikutip dari Football Italia.

“Saya belajar banyak dari orang-orang ini dan mencoba setiap hari untuk mengambil sebanyak mungkin dari para pemain ini sehingga saya bisa menjadi pemain yang lebih baik.”

Pasalnya ketika pemain kelahiran Leiderdorp itu datang ke Juventus, tim asal Turin itu masih diperkuat oleh Giorgio Chiellini, Leonardo Bonucci, dan Gianlugi Buffon.

Selain itu, dirinya juga mengungkapkan adanya masalah taktis, dimana mantan pemain Ajax itu posisinya di geser menjadi bek kiri. Pasalnya di posisi asli de Ligt, sisi kanan bek tengah ditempati oleh Chiellini.

“Ini gaya bertahan yang sama sekali berbeda. Di Ajax Anda menekan sangat tinggi, Anda mengambil risiko, di Juventus ini lebih tentang apa yang ada di belakang Anda,” tambahnya.

“Di Italia kecepatan liga juga sedikit lebih lambat. Mereka memenangkan empat Piala Dunia dengan gaya bermain ini, jadi saya benar-benar mengerti mereka merasa ini adalah cara yang tepat untuk melakukannya.”

“Saya datang ke Juventus dengan ide untuk memainkan sepakbola yang lebih menyerang, karena Maurizio Sarri adalah pealtih yang tepat. Saya mengharapkan lebih banyak gaya Ajax di sana, tapi sayangnya setelah satu tahun dia langsung (dipecat),” pungkasnya.