“Mengapa pelatih Vietnam U16 menerima kartu merah?” tulis Bongda.

Sorotan ini lebih kepada bentuk protes tertulis media yang berbasis di Vietnam tersebut lantaran Nguyen Quoc Tuan protes dengan trik kotor yang dilakukan Timnas Indonesia U-16.

Menurut media tersebut, Nguyen Quoc Tuan protes karena pemain Timnas Indonesia mengulur waktu. Sebelumnya, asisten Quang Hai juga dikartu kuning karena memprotes tim tuan rumah tidak bermain bagus.

“Di akhir babak kedua, pemain Indonesia U-16 mengulur waktu dengan sangat jelas, tetapi wasit tidak menarik kartunya,” lanjut media ini dalam tulisannya.

Aksi protes pelatih Nguyen Quoc Tuan ini berujung pada aksi saling dorong para pemain kedua kesebelasan ketika Vietnam diganjar tendangan bebas di injury tim babak kedua.

Bongda memaparkan bahwa gelandang Timnas Indonesia U-16, Riski Afrisal sengaja mengulur waktu dengan menendang bola keluar.

Gelandang Vietnam, Nguyen Xuan Toan pun tampak tersulut emosinya sehingga menodorng Riski Afrisal sampai terjadi.

Dari sinilah, pemain dari kedua tim saling dorong yang akhirnya membuat wasit mengeluarkan kartu merah untuk Riski Afrisal.

Menurut media ini, mengulur waktu bukan satu-satunya trik yang dilakukan Timnas Indonesia demi meraih juara Piala AFF U-16. Sorak-sorai 30.000 penonton dan pertahanan yang solid juga termasuk.

“(Pertahanan solid) sekeras batu dan terus mengulur waktu, belum lagi sorak-sorai dari 30.000 fans, Timnas Indonesia U-16 mempertahankan kemenangan 1-0, sehingga memenangkan trofi kejuaraan” lanjut media ini.

Di akhir tulisannya, media ini mengapresiasi pasukan Nguyen Quoc Tuan yang sudah berjuang keras hingga menit terakhir walau akhirnya Timnas Vietnam U-16 gagal untuk kedua kalinya menghadapi Timnas Indonesia U-16 di ajang Piala AFF U-16 2022.