Kesalahan Berbuntut Kekalahan MU: David de Gea Tidak Cocok dengan Gaya Main Erik ten Hag?
Kini kekhawatirannya adalah jika De Gea tidak bisa beradaptasi dengan baik dengan gaya permainan Ten Hag. Ia telah didorong untuk mengubah permainannya sebelumnya.
Louis van Gaal, pelatih Belanda sebelumnya yang bertanggung jawab di Old Trafford, ingin ia lebih nyaman dalam penguasaan bola. Pelatih kipernya, Frans Hoek, merombak metode pelatihan di klub, mengintegrasikan para kiper lebih dari sebelumnya.
Hoek menganggap bahwa untuk melakukan sekitar 50 persen latihan jauh dari para pemain outfield adalah hal yang normal bagi para kiper.
Permainan passing De Gea telah berkembang dari waktu ke waktu. Pada musim pertamanya sebagai pemain Manchester United, ia menyelesaikan 56 persen operannya. Di bawah Van Gaal, ia naik menjadi 64 persen.
Melawan Brighton, akurasi operannya lebih dari 80 persen, tidak jauh dari level Ederson, dan ia memulai di Brentford dengan gaya yang sama.
Operannya kepada Eriksen di menit ke-18 adalah operan pendek keempatnya dalam pertandingan tersebut. Tingkat penyelesaian operannya kembali naik di angka 80 persen.
Tapi setelah kesalahan itu, De Gea kembali seperti semula. Ia hanya mencoba satu umpan pendek lagi dalam 40 menit berikutnya. Hanya satu dari umpan panjangnya yang menemukan rekan setim Manchester United. Tingkat keberhasilannya merosot menjadi 56 persen.
Ketika Pep Guardiola mengambil alih Manchester City, keputusan besar pertamanya adalah mengganti kipernya. Ia percaya bahwa Joe Hart tidak cocok dengan gaya permainan build-up yang ingin ia lihat dari timnya. Itu adalah langkah kontroversial dan bukan kesuksesan instan.
"Tuntutan permainan mengubah apa yang kami inginkan dari seorang penjaga gawang," kata Hoek.
Akankah kiper Manchester United itu mampu menyamai tuntutan tersebut?