FOOTBALL265.COM - Pelatih PSS Sleman, Seto Nurdiyantoro, menilai performa Jihad Ayoub belum konsisten dalam lima partai di Liga 1 Indonesia 2022-2023. Pilar timnas Lebanon diyakini bisa lebih bagus lagi.
Gelandang bertahan menjadi sosok penting dalam sepak bola yang mengandalkan transisi cepat. Di Indonesia, gelandang bertahan asing mulai marak dipakai sejak Liga 1 2017.
PSM Makassar punya Marc Klok dan Bhayangkara FC punya Lee yoo-joon. Dua pemain ini bisa membuat transisi tim yang dibelanya menjadi bagus. Bhayangkara FC keluar sebagai juara, serta PSM di peringkat ketiga.
Setelah Klok dan Lee moncer, ada pergeseran tentang pemanfaatkan slot asing. Dari yang mulanya gelandang tengah dan gelandang serang, tim-tim Liga 1 kerap memilih gelandang bertahan.
PSS Sleman menjadi salah satu tim yang rutin memakai gelandang bertahan asing. Pada Liga 1 2019, PSS memilih Guilherme Batata.
Pemain asal Brasil mencatatkan 27 penampilan. Prestasi PSS pun terbilang bagus. Sebagai klub promosi, PSS mengakhiri kompetisi di peringkat delapan.
Pada Liga 1 2021-2022, slot ini kosong. PSS era Dejan Antonic lebih memilih dua bek asing, Mario Maslac dan Aaron Evans. Nama terakhir belakangan kerap dipasang sebagai gelandang bertahan.
Jelas dari segi permainan Evans tak bisa semaksimal Batata, terutama dalam membantu build-up serangan, karena posisi aslinya memang seorang bek tengah. PSS Sleman pun hampir terdegradasi ke Liga 2.
Akhirnya, slot gelandang bertahan kembali pada Liga 1 2022-2023. Pelatih Seto Nurdiyantoro memilih gelandang bertahan murni asal Lebanon bernama Jihad Ayoub.