In-depth

3 Borok Peninggalan Tuchel di Chelsea yang Harus Segera Dituntaskan Graham Potter

Rabu, 21 September 2022 08:35 WIB
Editor: Zulfikar Pamungkas Indrawijaya
© Reuters/Matthew Childs
Pemain Chelsea, Kai Havertz saat melindungi bola dari rebutan pemain West Ham United di Liga Inggris. Copyright: © Reuters/Matthew Childs
Pemain Chelsea, Kai Havertz saat melindungi bola dari rebutan pemain West Ham United di Liga Inggris.
1. Kemampuan Menciptakan Peluang

Problem pertama dari start buruk di kubu Chelsea tak berubah sejak musim lalu, yakni kemampuan menciptakan peluang dan gol.

Sejak musim lalu, Chelsea selalu bermasalah dengan dua hal yang saling berkaitan satu sama lain tersebut. Entah mengapa, memiliki pemain berkelas di lini serang tak membuat The Blues andal dalam dua hal itu.

Soal membuat peluang, Chelsea punya catatan buruk seiring tiadanya kreator mumpuni. Parahnya lagi, di bursa transfer musim panas lalu The Blues tak mendatangkan pemain kreatif.

Ketiadaan kreator di lini serang pun berimbas pada menurunnya performa para penyerangnya dalam mencetak gol, sehingga Chelsea pun harus bergantung pada sosok Wing Back-nya.

Sebagai bukti, di Liga Inggris musim ini Chelsea hanya berada di peringkat ke-12, tepat di belakang Fulham, soal membuat peluang tembakan ke gawang atau Shot-Creating Actions.

Dalam hal membuat peluang berbuah gol, Chelsea berada di urutan ke-9, lagi-lagi di belakang Fulham, dengan rataan 2,33 Goal-Creating Actions per 90 menit.

Buruknya kemampuan mengkreasikan peluang dan gol ini pun berimbas pada ketajaman penyerangnya. Maka tak mengherankan jika penyerang seperti Pierre-Emerick Aubameyang dan Kai Havertz selalu kesulitan menciptakan gol.