Secuil Kisah Frank Rijkaard Bersama Trio Belanda Paling Fenomenal di AC Milan
Sebelumnya, kedatangan Frank Rijkaard sempat ditentang oleh Silvio Berlusconi, yang pada waktu itu lebih menyukai Claudio Borghi.
Namun keteguhan Arrigo Sacchi pada akhirnya membuat transfer Frank Rijkaard dari Sporting Lisbon berhasil terlaksana.
Di tangan Arrigo Sacchi, Frank Rijkaard bertransformasi dari seorang bek tengah menjadi salah satu gelandang bertahan paling menakutkan yang ada di Liga Italia kala itu.
Sosok pemain cerdas dan berkelas, serta mampu membaca permainan dengan sangat baik. Ia bahkan membawa AC Milan menuju kejayaan pada akhir era 1980-an menuju awal 1990-an.
Tidak tanggung-tanggung, mereka berhasil memenangkan gelar Liga Italia, European Cup (sekarang Liga Champions), Piala Super Eropa, Supercoppa Italiana, dan Intercontinental Cup pada masa-masa tersebut.
Ya, bersama Marco van Basten dan Ruud Gullit, Frank Rijkaard tidak hanya meraih kesuksesan yang masif, tetapi juga popularitas sebagai salah satu pemain asal Belanda yang bersinar di Liga Italia.
Meski begitu, perjalanan trio ini di AC Milan tidak selamanya mulus. Pasalnya, pada awal musim 1990-1991, hubungan mereka sempat dikabarkan merenggang.
Isu tersebut pun kemudian mengiringi partisipasi AC Milan di Piala Interkontinental 1990. Sebagian kalangan menilai AC Milan nantinya akan kesulitan meladeni jawara Copa Libertadores, Club Olimpia.
Akan tetapi, para anggota trio Belanda tersebut mampu mematahkan anggapan yang salah di mata publik.
AC Milan menang telak 3-0 berkat sumbangsih dua gol Frank Rijkaard (menit ke-43 dan 65) serta Giovanni Stroppa (62’).