In-depth

Mengupas Bahayanya Pertandingan Sepak Bola di Indonesia Jika Digelar Malam Hari

Selasa, 4 Oktober 2022 21:06 WIB
Editor: Juni Adi
© Ian Setiawan/INDOSPORT
Kerusuhan suporter usai laga Arema FC vs Persebaya pada Liga 1 pekan ke-11 di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (01/10/22) malam. Copyright: © Ian Setiawan/INDOSPORT
Kerusuhan suporter usai laga Arema FC vs Persebaya pada Liga 1 pekan ke-11 di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (01/10/22) malam.
Bahaya Pertandingan Malam Hari

Sejak kejadian tragedi maut di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, pertandingan sepak bola yang akan digelar kemudian menjadi evaluasi.

Memang bukan tanpa alasan pertandingan sepak bola sebaiknya menghindari jam malam, karena ada sejumlah pertimbangan mengenai risiko-risiko fatal yang mungkin terjadi.

Efek untuk para pemain, kuantitas tidur mereka akan terganggung karena harus istirahat hingga larut malam.

Alhasil, secara obyektif maupun subyektif tentu saja berpengaruh terhadap performa sang pemain di lapangan untuk jangka panjang.

Sedangkan untuk para penonton, tentu lebih berbahaya lagi bahkan menyangkut nyawa mereka jika menyaksikan pertandingan langsung di stadion malam hari seperti yang terjadi Kanjuruhan.

Rekomendasi pergantian waktu pertandingan dari malam ke sore hari, dimaksudkan agar bisa mengontrol pertandingan yang memiliki potensi high risk.

Pertandingannya saja sudah bertensi panas, ditambah lagi jam main larut malam, potensi konfliknya semakin tinggi.

Dari sisi fasilitas kesehatan, pertandingan malam hari dengan status high risk tidak bisa bekerja optimal.

Itu karena tenaga kesehatan di malam hari cukup terbatas di sejumlah klinik maupun rumah sakit. Kita tahu mayoritas nakes bekerja di jam kerja pagi-sore.

Alhasil, jika terjadi sesuatu fasilitas kesehatan tidak bisa menangani pasien emergency dengan jumlah yang banyak, karena terbatasnya nakes.

Di sisi suporter ataupun aparat keamanan, stamina mereka akan terganggu karena kelelahan menunggu pertandingan dari siang sore hingga malam hari. 

Ketika terjadi sesuatu, mereka sudah kehabisan tenaga untuk menyelamatkan diri.

Alhasil berpengaruh terhadap mental seseorang yang mengakibatkan loss control terhadap emosionalnya, dan sulit berpikir jernih dalam mengambil keputusan untuk aparat terhadap masalah yang dihadapi.

Ditambah lagi kondisi gelap dan penerangan yang kurang, menambah situasi bahaya karena orang-orang sulit melihat fokus mencari jalan keluar menyelamatkan diri ketika terjadi kejadian luar biasa.

Itu baru dari sisi di dalam stadion, belum di luar stadion. Jika memang kondisi kondusif, bukan berarti potensi kejahatan tidak ada.

Penonton harus keluar menerebos antrean menuju tempat kendaraan mereka, ditambah lagi mereka bisa dihadapkan dengan potensi kejahatan di jalan.

Memang dimajukan waktu pertandingan ke sore hari bukan berarti tidak ada hal yang tidak diinginkan, karena risiko memang selalu ada.

Tetapi dari sisi penanganan akan lebih mungkin dilakukan dengan aksi yang cepat dan tanggap.