FOOTBALL265.COM - Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan menjawab perihal adanya tuntutan mundur yang digaungkan publik buntut terjadinya Tragedi Kanjuruhan.
Pasalnya, kerusuhan yang terjadi seusai Derby Jatim antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya itu menjadi kisah paling kelam dalam sepak bola Indonesia.
Yaitu dengan timbulnya ratusan korban jika baik yang luka-luka maupun meninggal dunia, sebagai imbas dari penanganan pihak keamanan saat terjadi kerusuhan pasca laga.
"Bentuk tanggung jawab saya adalah sekarang. Kalau tidak tanggung jawab, ya saya masih ada di Jakarta," ujar figur yang karib disapa Iwan Bule itu saat menjawab tuntutan mundur dari publik, Selasa (04/10/22).
Dalam kesempatan itu, Iwan Bule turut serta bersama manajemen Arema FC yang diwakili Muchammad Ali Rifki, untuk berkunjung ke sejumlah rumah duka.
Para rombongan mengunjungi tiga rumah duka Tragedi Kanjuruhan. Dua diantaranya terletak di kawasan Sumpil dan Bumiayu Kota Malang, serta satu lagi di Pakis, Kabupaten Malang.
"Ini merupakan bentuk duka cita dari kami. Khususnya saya sebagai ketua umum federasi sepak bola," purnawirawan polisi itu membeberkan.
"Yang jelas, ini sudah terjadi. Maka dari itu, mari kita doakan semoga keluarga yang kehilangan ayah, ibunya, atau anaknya bisa diterima di sisi Tuhan," katanya.
Pihaknya pun menggaransi bahwa kasus ini akan diungkap sejelas-jelasnya. Kendati dari sisi PSSI, pengusutan kasus ini berada di ranah sepak bola.
"Untuk keamanan, itu bukan ranah kami. Biar pihak yang berwenang yang melakukan investigasi untuk mengetahui apa yang benar-benar terjadi di stadion," ujarnya.