Liga Indonesia

Liga 1: Persib Bandung Gelar Doa Bersama untuk Para Korban Tragedi Kanjuruhan

Kamis, 6 Oktober 2022 12:04 WIB
Penulis: Arif Rahman | Editor: Ilham Oktafian
© Arif Rahman/INDOSPORT
Komisaris PT PBB, Umuh Muchtar, terkait ditundanya laga Persib vs Persija dan insiden di Stadion Kanjuruhan, Malang. Copyright: © Arif Rahman/INDOSPORT
Komisaris PT PBB, Umuh Muchtar, terkait ditundanya laga Persib vs Persija dan insiden di Stadion Kanjuruhan, Malang.
Persib Bandung Gelar Doa Bersama

Rijki berharap, tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, menjadi yang terakhir. Selain itu, semua pihak harus introspeksi dan memetik pelajaran, agar kedepannya pertandingan sepak bola di Indonesia berjalan dengan aman dan lancar.

"Kami juga berharap semoga sepak bola Indonesia kedepannya akan lebih baik lagi, sehingga terciptanya iklim pertandingan sepak bola yang aman dan nyaman," harapnya.

Hal serupa diungkapkan juga oleh kapten tim Persib, Achmad Jufriyanto, menurut pemain yang akrab disapa Jupe ini, doa bersama tersebut merupakan salah satu bentuk solidaritas serta empati dan simpati bagi seluruh korban tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang.

"Ya salah satu bentuk empati kita terhadap korban yang ada di Malang dan kita berharap ini salah satu yang bisa kita berikan terhadap mereka," ucap Jupe ditemui di Masjid Salman ITB.

"Rasa belasungkawa kita terhadap mereka, supaya mereka bisa mrndapatkan tempat terbaik di sana," ucap pemain yang berposisi sebagai bek ini.

Mantan pemain timnas Indonesia ini menambahkan, dalam doa bersama tersebut dia juga berharap tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, menjadi insiden yang terakhir dan tidak terulang kembali di masa yang akan datang.

"Kepada keluarga korban diberikan kesabaran dan kedepannya harapan kita semua, adanya doa bersama ini tidak ada lagi kejadian-kejadian seperti ini," jelas Jupe.

Sementara itu, Dewan Pakar YPM Salman ITB, Budhiana Kartawijaya, menyatakan duka cita sedalam-dalamnya atas insiden di Stadion Kanjuruhan.

Dia berharap, insiden ini menjadi yang terakhir dalam sepak bola Indonesia, lantaran tidak selayaknya sepak bola menyebabkan hilangnya nyawa manusia.

"Karena sejatinya sepak bola adalah aktivitas yang menghibur dan menyehatkan. Selembar nyawa jauh lebih berharga dari satu pertandingan olahraga apapun," ujar Budhiana.