Liga Indonesia

Eks Ketum PSSI Nurdin Halid usai Tragedi Kanjuruhan: Bukan Salah Suporter atau Polisi

Jumat, 7 Oktober 2022 13:35 WIB
Penulis: Martini | Editor: Prio Hari Kristanto
© Ian Setiawan/INDOSPORT
Mantan Ketua Umum PSSI periode 2003-2011, Nurdin Halid buka suara soal Tragedi Kanjuruhan di mana menurutnya ini bukan salah suporter maupun kepolisian. Copyright: © Ian Setiawan/INDOSPORT
Mantan Ketua Umum PSSI periode 2003-2011, Nurdin Halid buka suara soal Tragedi Kanjuruhan di mana menurutnya ini bukan salah suporter maupun kepolisian.

FOOTBALL265.COM - Mantan Ketua Umum PSSI periode 2003-2011, Nurdin Halid buka suara soal Tragedi Kanjuruhan. Menurutnya, ini bukan salah suporter maupun kepolisian.

Kompetisi Liga 1 2022/2023 pekan ke-11 berubah menjadi tragedi. Hal ini berawal dari kekalahan Arema FC atas Persebaya Surabaya di Kanjuruhan, Sabtu (01/10/22).

Aremania turun ke lapangan setelah tim kebanggaannya kalah dengan skor akhir 2-3. Menurut informasi, mereka masuk untuk menguatkan para pemain Arema.

Namun, semakin banyak suporter yang turut ke lapangan, ada pula yang melempar botol ke penggawa Persebaya, mau tak mau aparat bertindak untuk menghalau massa.

Situasi yang tidak kondusif di lapangan memaksa aparat keamanan melempar gas air mata, hanya saja senjata kimia itu justru diarahkan ke tribun yang banyak penonton.

Nahasnya, jalan keluar stadion yang sempit membuat banyak orang terhimpit, belum lagi paparan gas air mata mengganggu pernapasan, 131 orang meninggal dunia.

Setelah melakukan penyelidikan, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo lewat tim pencari fakta independen merilis enam tersangka, pada Kamis (06/10/22) malam.

Enam tersangka itu adalah Direktur PT Liga Indonesia Baru (LIB) Akhmad Hadian Lukita, juga Ketua Panitia Pelaksana Pertandingan Arema FC vs Persebaya, yakni Abdul Haris.

Lalu Security Officer Suko Sutrisno, Komandan Kompi III Brimob Polda Jatim AKP Hasdarman, Kabag Ops Polres Malang Wahyu SS, Kasat Samapta Polres Malang Ajun Kompol Bambang Sidik Achmadi.

Nurdin Halid menegaskan bahwa tragedi ini sama sekali bukan salah suporter, sedang polisi pun punya alasan untuk melakukan prosedur pengamanan di dalam stadion.