Liga Indonesia

Tunjukkan Belasungkawa dan Lakukan Langkah Nyata, Persis Solo Ancam Kirim Mosi Tidak Percaya ke PSSI

Sabtu, 8 Oktober 2022 04:02 WIB
Penulis: Yudha Riefwan Najib | Editor: Isman Fadil
© Ian Setiawan/INDOSPORT
Kerusuhan suporter usai laga Arema FC vs Persebaya pada Liga 1 pekan ke-11 di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (01/10/22) malam. Copyright: © Ian Setiawan/INDOSPORT
Kerusuhan suporter usai laga Arema FC vs Persebaya pada Liga 1 pekan ke-11 di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (01/10/22) malam.
Persis Solo Tuntut Pertanggung Jawaban dari Pihak Terkait

Akibat beberapa kesalahan yang dilakukan pada pertandingan lanjutan Liga 1 antara Arema vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan, tragedi tersebut berbuntut panjang.

Mulai dari menolaknya Dirut PT LIB, Akhmad Hadian Lukita untuk melakukan pemindahan jadwal pertandingan ke sore hari.

Kemudian, penembakan gas air mata dari pihak kepolisian yang disebabkan oleh perintah dari oknum. Dimana FIFA sendiri sudah melarang penggunaan gas air mata dalam setiap pertandingan yang digelar.

Hingga terkuncinya beberapa pintu di Stadion, khususnya gate 13, yang notabene salah satu menjadi jalan keluar bagi para supporter untuk keluar.

Sehingga, muncul petisi yang ditandatangani oleh ribuan orang. Guna menuntut ketua PSSI, Mochamad Iriawan, untuk mundur dari jabatannya.

Hal tersebut merupakan reaksi, atau respon dari seluruh orang yang turut prihatin atas kelalaian yang merugikan banyak orang, karena banyak korban tewas, dan luka-luka.

Di sisi lain, Persis Solo juga turut berduka cita atas Tragedi Kanjuruhan. Serta, memberikan semangat kepada keluarga korban yang ditinggilkan, agar tetap kuat dan tabah.

“PERSIS turut berbelasungkawa atas insiden yang terjadi di Kanjuruhan, Malang, pada 1 Oktober 2022 lalu,” tulis pernyataan resmi klub yang berjuluk Laskar Sambernyawa.

“Kami juga memanjatkan doa untuk korban dan keluarga yang ditinggalkan, agar diberi kekuatan dan ketabahan untuk melewati peristiwa duka ini,” tambah bunyi pernyataan Persis Solo.

“Selain itu, PERSIS juga menuntut untuk segera ada pertanggung jawaban dari pihak yang terlibat, dan menuntut adanya reformasi sistematik sebagai upaya perubahan agar hal serupa tidak terulang di kemudian hari.”