Liga Inggris

Momen 3 Musim Fantastis Arsenal saat Rajai Liga Inggris, Bakal Terulang di 2022/23?

Selasa, 11 Oktober 2022 04:11 WIB
Penulis: Izzuddin Faruqi Adi Pratama | Editor: Subhan Wirawan
© David Price/Arsenal FC via Getty Images
Mantan Pelatih Arsenal, Arsene Wenger. Copyright: © David Price/Arsenal FC via Getty Images
Mantan Pelatih Arsenal, Arsene Wenger.
Persaingan Sengit dengan United

Wenger meracik sukses tidak hanya dengan menerapkan diet ketat untuk meningkatkan performa anak-anak asuhnya, namun juga strategi transfer brilian.

Marc Overmars dan Emmanuel Petit jadi rekrutan terbesar Arsenal saat itu dan langsung menjadi pemain kunci.

Arsenal sebenarnya sempat tertinggal 12 poin dari Manchester United, sang juara bertahan, namun justru bisa menunjukkan perlawanan luar biasa. Sejak pekan ke-20 mereka mampu menjaga diri dari kekalahan dan akhirnyanya menjadi juara dengan selisih satu angka saja dari sang pesaning.

Sukses tersebut membuat Wenger dianugerahi gelar manajer terbaik musim itu. Dennis Bergkamp yang mengemas 16 gol liga juga banjir pujian plus mendapatkan dua titel pemain terbaik versi PFA dan FWA.

2. 2001/2002, Kembali Gulingkan United

Akhir 1990-an dan awal 2000-an memang menjadi puncak rivalitas dari Arsenal dan Manchester United. Setelah kecolongan karena meremehkan sang pesaing di 1997/1998, The Red Devils kemudian menyabet bersih gelar Liga Inggris tiga musim berikutnya.

Namun Arsenal bisa bangkit di 2001/2002. Mereka tidak perlu belanja besar karena pada dasarnya skuat kala itu sudah cukup kuat.

Arsene Wenger dipersenjatai dengan Ashley Cole, Patrick Vieira, Robert Pires, Freddie Ljunberg, Dennis Bergkamp, Lauren, dan tentu saja ikon mereka saat itu Thierry Henry.

Hanya saja mereka tetap membuat gebrakan akbar usai mendatangkan Sol Campbell, kapten rival sekota mereka Tottenham Hotspur, secara gratis yang membuat gempar seantero Inggris.

Hasilnya Arsenal hanya kalah tiga kali sepanjang Liga Inggris 2001/2022 dan mengasapi Manchester United yang berjarak tujuh poin jauhnya di klasemen akhir plus mengalakan mereka baik kandang maupun tandang.

Penhargaan individual juga disapu bersih. Wenger mendapatkan lagi titel manajer terbaik sementara Ljunberg dan Pires berbagi gelar pemain terbaik PFA dan FWA. Untuk Henry, status top skor berbuah sepatu emas ia sabet berkat lesakan 24 gol.