In-depth

Liga Champions: 5 Hal Tepat yang Graham Potter Lakukan kala Chelsea Gebuk AC Milan

Rabu, 12 Oktober 2022 10:47 WIB
Penulis: Stefan Ariel Kristanto | Editor: Isman Fadil
© REUTERS/Peter Nicholls
Mason Mount merayakan gol keduanya di laga Southampton vs Chelsea (09/04/22). (Foto: REUTERS/Peter Nicholls) Copyright: © REUTERS/Peter Nicholls
Mason Mount merayakan gol keduanya di laga Southampton vs Chelsea (09/04/22). (Foto: REUTERS/Peter Nicholls)
1. Mainkan Mason Mount

Sebagian besar fans Chelsea telah menyerukan agar Mason Mount diparkir setelah awal musim yang mengecewakan bagi pemain asal Inggris itu.

Namun, Graham Potter tetap percaya pada keputusannya memasang Mason Mount yang mana ia sempat memberikan dua assist kontra Wolverhampton.

Selain itu, pria asal Inggris tersebut turut bermain apik di babak pertama melawan AC Milan sebelum diganti oleh Connor Gallagher setelah turun minum.

Dengan demikian, sudah jelas bahwa Mount adalah pemain paling kreatif di bawah asuhan Potter saat ini dan sang pelatih sudah seharusnya mengabaikan desakan para fans untuk menepikannya.

2. Mengistirahatkan Pemain Kunci di Akhir Pekan

Strategi, yang dijalankan Potter kala Chelsea membabat Wolves dengan skor 3-0 pada 8 Oktober lalu, terbukti membuahkan hasil.

Ya, Graham Potter menepikan Thiago Silva, Ben Chillwel, Reece James, Mateo Kovacic, Raheem Sterling, dan Pierre-Emerick Aubameyang sehingga mereka bisa fresh pada pertandingan Liga Champions.

Akibatnya, Chelsea tampak apik dan meyakinkan baik saat menyerang maupun bertahan yang mempersulit tim Stefano Pioli yang mana AC Milan menjalani laga yang melelahkan melawan Juventus pada akhir pekan.

3. Berani Ubah Formasi

Potter sudah menunjukkan hal ini saat masih menukangi Brighton & Hove Albion dalam beberapa pertandingan dan taktiknya tidak berubah kala melatih Chelsea saat ini.

Formasi 3-4-3 memang bekerja dengan baik melawan AC Milan minggu lalu, Potter kembali menggunakan formasi yang sama alih-alih memakai 4-2-3-1 kala Chelsea menggeprek Wolves 3-0.

Dengan demikian, ancaman dari Rafael Leao dapat kembali dinetralisir sekaligus membuktikan bahwa Potter adalah pelatih top asal Inggris.