FOOTBALL265.COM - Seorang pemuda yang mengaku Aremania asal Probolinggo, ternyata bukan sebagai korban dari tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (01/10/22) lalu.
Sebelumnya, sempat dikabarkan pemuda berusia 17 tahun itu merupakan pendukung Arema FC yang depresi akibat tiga rekannya menjadi korban meninggal dunia Tragedi Kanjuruhan di Liga 1.
Setelah ditangani sejumlah relawan, anggota tim Arema FC dan Aremania, Rusdi pun langsung dibawa ke pondok pesantren di Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang, Kamis (13/10/22).
Faktanya, si pemuda linglung itu sudah tidak berada di ponpes. Lantaran Santri Embongan selaku komunitas peduli orang-orang semacam Rusdi, mengetahui dia merupakan anak bermasalah dari berbagai informasi.
"Teman-teman di Probolinggo memberi informasi bahwa Rusdi ini memang sering menghilang dan hidup menggelandang," ujar Faqih Pilihan, relawan dari Komunitas Santri Embongan.
"Setelah informasi itu benar-benar valid, kami lantas memindahkan Rusdi (dari ponpes) ke RSJ (Rumah Sakit Jiwa) di Lawang (Kabupaten Malang)," sambung dia.
Dari sejumlah rekan media, Rusdi sempat mengaku bahwa dia datang ke Malang bersama tiga rekannya saat Derby Jatim antara Arema FC vs Persebaya Surabaya berlangsung.
Rusdi lantas menyebut dua rekannya itu laki-laki bernama Alex dan Aldi. Sedangkan satu rekannya perempuan bernama Aulia.
INDOSPORT melakukan pengecekan dari data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang perihal 3 nama yang dimaksud. Nyatanya, pernyataan nama itu bohong.
Data Dinkes memang ada tiga korban meninggal dunia dari Probolinggo. Ketiganya adalah Rizky Dwi, Muhammad Kindi Arrumi dan Yanuar Dwi Bramantyo.