Liga Indonesia

Patah Tulang Kaki, Aremania Kepanjen Ini Gambarkan Situasi Mencekam di Gate 13 Kanjuruhan

Selasa, 25 Oktober 2022 20:35 WIB
Penulis: Ian Setiawan | Editor: Herry Ibrahim
© Ian Setiawan/INDOSPORT
Muhammad Ilham, korban selamat dengan luka patah tulang kaki dalam Tragedi Kanjuruhan. (Foto: Ian Setiawan/INDOSPORT) Copyright: © Ian Setiawan/INDOSPORT
Muhammad Ilham, korban selamat dengan luka patah tulang kaki dalam Tragedi Kanjuruhan. (Foto: Ian Setiawan/INDOSPORT)

FOOTBALL265.COM - Tragedi Kanjuruhan pada Sabtu (01/10/22) lalu, menghadirkan seribu kisah miris dari para korban. Salah satunya Muhammad Ilham, seorang Aremania asal Kepanjen.

Dilihat dari lukanya, bisa dibayangkan bagaimana perjuangan berat yang dilakoni Ilham ketika insiden itu terjadi. Khususnya di Gate alias pintu 13 Stadion Kanjuruhan.

"Saya berdesakan, lalu tidak terasa kaki kiri terjepit di lubang pagar tangga yang kemudian roboh itu," Aremania berusia 25 tahun itu memulai kisahnya kepada INDOSPORT, Selasa (25/10/22).

Dia pun menatap dengan tajam kondisi kaki kirinya yang tengah terbalut gips berlapis perban itu. Diatasnya, ada luka gores yang sudah mengering.

"Jadi engkle saya ini terbalik. Ketika diangkat, jempol saya ini berada di bawah, berputar terbalik karena setelah terjepit," sambung Ilham yang datang bersama sang istri.

Ilham lantas memberikan gambaran bagaimana situasi yang mencekam di Gate 13, pintu yang menjadi saksi bisu dibalik perjuangannya diantara hidup dan mati.

Ketika itu, sudah ratusan orang berdesakan untuk segera keluar dari stadion. Kepanikan yang terjadi tak lain karena untuk menghindari gas air mata yang asapnya mengepul di tribun selatan.

"Akhirnya saya terjatuh ke sisi kiri bersamaan pagar tangga yang roboh itu. Saya tak bisa bergerak sedikit pun, dengan kondisi engkel kaki yang sudah patah," ceritanya.

Ilham bahkan mengaku sudah pasrah, jika perjalanan hidupnya sampai disitu. Dengan keadaan sesak napas, mata perih, akhirnya dia melihat secercah harapan.

"Kurang lebih satu jam, kondisinya seperti itu, tidak bergerak. Akhirnya ada yang menjebol ventilasi udara (sisi kiri pintu dari dalam), kita saling gantian mengangkat untuk keluar dari situ," imbuh dia.