In-depth

Ironi Juventus dan Agnelli: Penggagas Liga Super Eropa, tapi Langganan 'Dipecundangi' Tim Semenjana

Rabu, 26 Oktober 2022 10:49 WIB
Editor: Zulfikar Pamungkas Indrawijaya
© Valerio Pennicino/Getty Images
Paulo Dybala tertunduk lesu usai Juventus disingkirkan Lyon di ajang Liga Champions Copyright: © Valerio Pennicino/Getty Images
Paulo Dybala tertunduk lesu usai Juventus disingkirkan Lyon di ajang Liga Champions
Dipecundangi Tim Semenjana

Terdepaknya Juventus dari Liga Champions 2022/23 menjadi tamparan keras bagi Andrea Agnelli, mengingat Si Nyonya Tua untuk pertama kalinya gagal lolos dari fase grup sejak 2013 lalu.

Catatan buruk sembilan tahun silam ini kian diperparah dengan fakta di balik terdepaknya Juventus dari beberapa musim terakhir di Liga Champions.

Tercatat sejak lima musim terakhir di Liga Champions, yakni sejak musim 2018/19, Juventus selalu disingkirkan oleh tim-tim semenjana di ajang ini.

Pada Liga Champions 2018/19, Juventus disingkirkan oleh Ajax Amsterdam di babak perempat final, dengan skor agregat 2-3.

Lalu di Liga Champions 2019/20, Juventus kembali tersingkir di tangan tim semenjana lainnya, Olympique Lyon di babak 16 besar usai kalah lewat gol tandang.

Semusim berselang, Juventus kembali tersingkir di babak 16 besar, kali ini dari tim semenjana lainnya, FC Porto, lagi-lagi lewat aturan gol tandang.

Pada Liga Champions 2021/22, Juventus juga harus tersingkir di babak 16 besar. Kali ini oleh Villarreal dengan agregat 1-4.

Dan terakhir di Liga Champions 2022/23, Juventus harus tersingkir lebih cepat, di babak grup, dari klub semenjana lainnya, yakni Benfica.

Melihat catatan dalam lima musim terakhir di Liga Champions, apa yang dituai Juventus bak ironi bagi Andrea Agnelli yang menginisiasi bangkitnya Liga Super Eropa sebagai ajang tim-tim besar saja.

Siapa sangka, Juventus itu ternyata malah kerap dibungkam tim-tim semenjana yang secara status tak masuk dalam rencana Liga Super Eropa yang digagas Agnelli.