In-depth

Menolak Lupa Sejarah Paling Memalukan Atletico Madrid: Awal Milenium Ketiga, Terdegradasi ke Kasta Kedua

Minggu, 30 Oktober 2022 18:33 WIB
Penulis: Maria Valentine | Editor:
© Anadolu Agency/Getty Images
Selebrasi pemain Atletico Madrid usai kalahkan Lokomotiv Moscow di Liga Champions 2019-2020 Copyright: © Anadolu Agency/Getty Images
Selebrasi pemain Atletico Madrid usai kalahkan Lokomotiv Moscow di Liga Champions 2019-2020

INDOSPORT. COM - Andai perjalanan hidup dapat ditebak, Atletico Madrid pasti tidak akan terlalu larut dalam pesta kesuksesan tim di penghujung musim 1995/96.

Empat tahun setelah kejayaan tersebut, dunia bergembira memasuki masa milenum ketiga, tapi Atletico malah dirundung duka akibat turun ke kasta kedua.

Rasanya kita sepakat kalau menyebut Atletico Madrid sebagai klub sepak bola tersukses ketiga di Spanyol, setelah Barcelona dan Real Madrid.

Bukan sekedar asumsi, data koleksi trofi Atletico Madrid juga menunjukkan hal demikian. Sepanjang sejarah LaLiga Spanyol, Atletico Madrid total telah meraih 11 gelar juara (sampai tulisan ini dibuat).

Catatan yang membuat Atletico menduduki peringkat ketiga dalam daftar klub dengan jumlah trofi LaLiga Spanyol terbanyak, di bawah Real Madrid yang punya 34 gelar, serta Barcelona lewat perolehan 26 gelarnya.

Atletico juga belum lama mendapatkan prestasi gemilang pada musim 2020/21 lalu. Mereka meraih gelar ke-11 usai menuntaskan musim di posisi puncak klasemen akhir LaLiga 2020/21, bersama pelatih sekaligus legenda klub, Diego Simeone.

Sosok Simeone memang pernah membela Atletico semasa masih aktif sebagai pesepak bola profesional. Perannya yang terbiasa menempati posisi gelandang tengah, berseragam Atletico selama periode dua tahun, 1994 sampai 1996.

Peran Simeone yang dulu pun termasuk jajaran pemain Atletico yang ikut berpesta kala Atletico merajai Spanyol di musim 1995/96.

Apa yang didapat Atletico sepanjang musim 1995/96 memanglah luar biasa, mungkin yang terindah dalam perjalanan sejarah berdirinya klub.

Atletico sanggup mengawinkan gelar juara LaLiga Spanyol dan Copa del Rey, dua ajang paling bergengsi di sepak bola Spanyol. 

Pentas LaLiga 1995/96, Atletico memuncaki klasemen akhir musim dengan koleksi 87 poin, unggul tiga angka dari tim peringkat dua, Valencia.

Simeone merupakan top skor kedua Atleti setelah si bomber Bulgaria, Lyboslav Penev. Performa Simeone menghasilkan 12 gol, sedangkan Penev mengoleksi 16 gol.

Kecemerlangan keduanya didukung oleh sejumlah pemain lain yang tak kalah menawan, seperti Kiko Narvaez, Milinko Pantic, dan Jose Luis Caminero. Mereka amat padu dalam balutan taktik pelatih asal Yugoslavia, Radomir Antic.

Kegembiraan seluruh skuat Atletico edisi musim 1995/96 kian bertambah, lantaran mereka turut berhasil merebut trofi juara Copa del Rey.

Atletico menghancurkan Valencia di babak semifinal. Bermain dua leg, Atleti unggul agregat 6-5. Pada laga final, Atletico bertemu Barcelona dan menang 1-0 berkat gol tunggal Pantic di masa extra time.

Dua gelar diraih, pesta meriah otomatis digelar. Wajar, kiprah Atletico sejauh itu belum pernah merasakan kesuksesan yang sehebat musim 1995/96.

Tapi mungkin mereka lupa, bahwa keberlangsungan prestasi tim tidak hanya untuk semusim saja. Pasca kesuksesan 1995/96, entah mengapa Atletico tidak siap meneruskannya di musim-musim selanjutnya.