Liga Champions

Terkurung dalam Sangkar, Begini Cara Liverpool Maksimalkan Mohamed Salah saat Laga Kontra Napoli

Rabu, 2 November 2022 15:58 WIB
Penulis: Henrikus Ezra Rahardi | Editor: Deodatus Kresna Murti Bayu Aji
© REUTERS/Phil Noble
Pelatih Liverpool, Jurgen Klopp, usai laga kontra Leeds United (30/10/22). (Foto: REUTERS/Phil Noble) Copyright: © REUTERS/Phil Noble
Pelatih Liverpool, Jurgen Klopp, usai laga kontra Leeds United (30/10/22). (Foto: REUTERS/Phil Noble)
Kembalinya Jurgen Klopp ke 4-3-3

Pelatih Liverpool, Jurgen Klopp baru-baru ini banyak melakukan eksperimen dan melakukan utak-atik terhadap skuatnya.

Saat dua kali kalah dari Nottingham Forest dan Leeds United, Liverpool arahan Jurgen Klopp menggunakan 4-4-2 dan 4-3-1-2 sebagai pola permainan baru.

Dalam pola ini, eks pelatih Borussia Dortmund itu mencoba memaksimalkan personel yang tersisa dalam skuatnya, karena kurang pemain di posisi tengah.

Saat melawan Nottingham Forest, Liverpool memainkan Harvey Elliott sebagai sayap kanan dan Fabio Carvalho di sayap kiri.

Akan tetapi, pergerakan dua pemain sayap ini tak efektif dan berakibat gagalnya Liverpool mencetak gol ke gawang Nottingham Forest.

Formasi berbeda kemudian diturunkan Liverpool saat berlaga melawan Leeds United dengan 4-3-1-2 dengan mengandalkan Mohamed Salah sebagai penyerang depan.

Formasi ini sempat sukses karena membuat Mohamed Salah mencetak gol pertama di laga Liga Inggris melawan Leeds United, tetapi Liverpool kemudian harus kalah.

Kembalinya Liverpool ke 4-3-3 membuat Mohamed Salah tampil lebih bagus dan bisa bergerak lebih bebas di posisi terkuatnya.

Kondisi ini harus dipertahankan oleh Jurgen Klopp agar performa Liverpool semakin membaik di Liga Inggris dan Liga Champions.

Apalagi, pada laga selanjutnya, Liverpool akan menghadapi Tottenham Hotspur di Liga Inggris, sehingga formasi dasar ini harus dipertahankan demi memaksimalkan sang kartu as di lini depan, yaitu Mohamed Salah.