Piala Dunia 2022

Duh! Kru TV Denmark Jadi Korban Ancaman Kekerasan Penyelenggara Piala Dunia 2022

Kamis, 17 November 2022 15:55 WIB
Penulis: Lukman Hadi Subroto | Editor: Zulfikar Pamungkas Indrawijaya
© Grafis: Eli Suhaeli/INDOSPORT
Wartawan yang juga kru TV2 asal Denmark mendapat ancaman dari penyelenggara Piala Dunia 2022 di Qatar. Copyright: © Grafis: Eli Suhaeli/INDOSPORT
Wartawan yang juga kru TV2 asal Denmark mendapat ancaman dari penyelenggara Piala Dunia 2022 di Qatar.

INDOSPORT.com - Wartawan yang juga kru TV2 asal Denmark mendapat ancaman dari penyelenggara Piala Dunia 2022 di Qatar. Adapun kru tersebut ternyata 'keliru diinterupsi'.

Sementara itu, penyelenggara Piala Dunia 2022 telah meminta maaf kepada kru TV asal Denmark tersebut karena siaran yang mereka lakukan di jalanan Doha mendapat interupsi dari pejabat setempat.

Kejadian itu bermula ketika reporter Rasmus Tanholdt sedang berbicara secara langsung dengan pembawa berita di Denmark. Ketika itu mereka didatangi beberapa pria yang mencoba mengambil kamera.

Ketika itu, Tanholdt merasa terancam, ia mengatakan kepada pria yang mengancamnya bahwa negara Anda mengundang seluruh dunia datang ke sini, tapi mengapa kami tidak bisa syuting.

Bahkan dalam ancaman tersebut, kru TV Denmark mengaku mendapat ancaman perusakan alat kerja mereka. Kejadian tersebut terjadi pada Selasa malam, (15/11/22).

Karena permasalahan tersebut, akhirnya Komite Tertinggi Pengiriman dan Peninggalan mengakui kesalahan mereka dalam sebuah pernyataan yang dipublikasi.

“Setelah memeriksa akreditasi turnamen dan izin pembuatan film yang valid dari kru, permintaan maaf dibuat kepada penyiar oleh keamanan di tempat sebelum kru melanjutkan aktivitas mereka,” kata penyelenggara.

Insiden tersebut kembali menjadi subjek sensitif bagi penyelenggara turnamen yang membantah ada batasan ketat terhadap media yang merekam situasi di Qatar.

Penyelenggara turnamen kemudian bertemu dan berbicara dengan Tanholdt terkait insiden tersebut. Selain itu, penyelenggara juga memberikan anjuran untuk menghormati setiap wartawan selama Piala Dunia digelar.

Insiden tersebut menjadi satu dari sekian banyak masalah yang terjadi di Qatar, seperti permasalahan hak asasi manusia, pembatasan perilaku di area publik, hingga kaum LGBT yang tidak diterima.