Sepenggal Kisah Brasil, Saat Juara Bertahan Luput dari Kutukan Piala Dunia

Membicarakan kutukan Piala Dunia sepertinya menjadi sebuah topik obrolan yang begitu mencekam bagi tim yang pada edisi sebelumnya berhasil menjadi juara.
Namun, hal itu tampaknya tidak berlaku bagi Timnas Brasil. Tim yang mendapat julukan Selecao tersebut justru memiliki cerita yang berlawanan dibanding degnan juara bertahan lain.
Brasil justru selalu luput dari ancaman kutukan Piala Dunia yang kerap hinggap di dalam diri para juara bertahan turnamen empat tahunan itu.
Hal itu dapat diliat pada saat Piala Dunia 1994 dan 1998. Pada edisi 1994 yang diselenggarakan di Amerika Serikat, Brasil berhasil menggondol gelar ketiganya.
Pada edisi tersebut, Tim Samba turut mengakhiri puasa gelarnya setelah 24 tahun dengan mengalahkan Italia di babak adu penalti. Saat itu mereka terakhir kali merengkuh juara pada Piala Dunia 1970.
Sukses menjadi jawara pada edisi 1994, Brasil kembali ke gelaran Piala Dunia 1998 yang saat itu diadakan di Prancis.
Kutukan Piala Dunia yang selalu tersemat pada sang juara bertahan tampaknya tidak berlaku bagi Brasil di edisi 1998. Selecao justru berhasil melenggang mulus di babak fase grup bahkan berhasil kembali menembus final Piala Dunia.
Berharap ‘back to back’ untuk kembali merengkuh trofi Piala Dunia, Brasil yang saat itu berada di final harus kalah dengan tim tuan rumah, Prancis.
Pada edisi 1998, Brasil kemudian menjadi runner-up turnamen itu sekaligus mematahkan kutukan Piala Dunia untuk yang pertama.