Piala Dunia 2022

5 Fakta Pelatih Meksiko Gerardo Martino yang Dikritik Habis-habisan di Piala Dunia 2022

Jumat, 25 November 2022 04:22 WIB
Penulis: Maria Valentine | Editor:
© Instagram@tata_martino_oficial
Gerardo Martino (Tata Martino) pelatih Timnas Meksiko. Foto: Instagram@tata_martino_oficial Copyright: © Instagram@tata_martino_oficial
Gerardo Martino (Tata Martino) pelatih Timnas Meksiko. Foto: Instagram@tata_martino_oficial
2. Martino cukup gemilang sebagai pelatih

Meski karir sebagai pemain tidak begitu menonjol, Martino cukup gemilang ketika meniti karir sebagai pelatih. Bahkan dia memulainya di klub gurem Almirante Brown de Arrecifes di Argentina tahun 1998. 

Prestasi terbaiknya sebagai pelatih ketika mengasuh skuat Paraguay yang tampil di Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan. Di turnamen itu, Paraguay menjadi kuda hitam yang berhasil tembus hingga perempatfinal. 

Paraguay juga pernah dibawanya menembus babak final Copa America 2011. Selain Paraguay, Argentina pernah mencoba tangan dingin Martino namun tidak berlangsung lama. 

3. Pernah melatih Barcelona

Setelah membawa Paraguay tampil di final Copa America 2011, yang akhirnya kalah dari Uruguay, Martino mendapat kesempatan melatih klub pertamanya sebagai pemain, yakni Newell’s. 

Di klub tersebut, dia dipercaya melatih skuat senior selama dua musim. Kerja sama itu berhenti karena Martino mendapat tawaran untuk melatih klub raksasa Spanyol,  Barcelona. 

Kiprahnya melatih Blaugrana juga cukup apik, dari total 59 pertandingan kompetitif, mampu mencatat 40 kemenangan, 11 kali imbang dan hanya 8 kali kalah. 

Namun sayang, dia gagal memberikan gelar Liga Spanyol di musim 2013/14. Akhirnya, dia pun mengundurkan diri dari jabatan pelatih Barcelona. 

4. Martino lebih sering kritik sepak bola Meksiko

Martino sudah tiga tahun menjadi pelatih Meksiko dan performa tim nasional tidak memuaskan meski lolos ke Piala Dunia 2022. 

Namun, Goal melaporkan, alih-alih mengaku ketidakmampuannya, Martino malah lebih sering mengkritik sepak bola di Meksiko. 

Menurutnya sistem liga sepak bola di Meksiko menghambat perkembangan para pemain, terutama nama-nama yang sering dipanggil ke skuat tim nasional asuhannya.