Piala Dunia 2022

Tersingkir Lebih Cepat di Piala Dunia 2022, Jerman Kena Karma dari Aljazair dan Inggris?

Jumat, 2 Desember 2022 10:48 WIB
Editor: Zulfikar Pamungkas Indrawijaya
© REUTERS-Wolfgang Rattay
Reaksi pemain Jerman Manuel Neuer setelah kebobolan gol pertama mereka yang dicetak oleh Yeltsin Tejeda dari Kosta Rika REUTERS-Wolfgang Rattay Copyright: © REUTERS-Wolfgang Rattay
Reaksi pemain Jerman Manuel Neuer setelah kebobolan gol pertama mereka yang dicetak oleh Yeltsin Tejeda dari Kosta Rika REUTERS-Wolfgang Rattay
Karma dari ‘Disgrace of Dijon’

Banyak yang mengaitkan tersingkirnya Jerman berkaitan dengan karma. Apalagi atas ‘dosa’ yang dilakukan Der Panzer pada Piala Dunia 1982 di Spanyol atas Aljazair.

‘Dosa’ itu bahkan menjadi noda hitam dalam perjalanan Jerman di Piala Dunia hingga saat ini. Saat itu, dosa Der Panzer atas Aljazair itu mendapat sebutan ‘Disgrace of Dijon’.

Pada Piala Dunia 1982, Aljazair menggantungkan harapannya untuk lolos dari fase grup kepada Jerman Barat, sama dengan Jerman yang bergantung ke Spanyol untuk lolos di Piala Dunia 2022 ini.

Saat itu, Aljazair telah memiliki empat poin dan berharap agar Jerman Barat bisa mengalahkan Austria dengan skor lebih dari 1-0.

Kondisi Aljazair saat itu sama seperti Jerman di Piala Dunia 2022 ini yang berharap Spanyol bisa menumbangkan atau imbang dengan Jepang untuk bisa lolos.

Tapi harapan besar Aljazair di Piala Dunia 1982 lalu itu tak dipenuhi oleh Jerman Barat yang justru memilih bermain mata dengan Austria di laga terakhir agar keduanya lolos.

Saat itu, Jerman Barat mampu unggul 1-0 pada menit ke-10. Setelahnya, Jerman Barat dan Austria hanya menendang bola saja tanpa melakukan serangan, sehingga membuat penonton dan pendukung Aljazair naik pitam.

Karena hasil itu 1-0 yang didapat Jerman Barat atas Austria, kedua tim ini pun lolos dan membuat Aljazair tersingkir. Tak pelak, laga itu disebut dengan ‘Disgrace of Dijon’.

Siapa yang menduga apa yang dirasakan Aljazair di Piala Dunia 1982 itu, kini dirasakan Jerman 40 tahun berselang yang harus menerima takdirnya ditentukan di laga lain atau Jepang vs Spanyol.

Harapan besar Jerman ke Spanyol untuk menang atau imbang atas Jepang tak menjadi kenyataan, sehingga Der Panzer pun tersingkir karena hasil yang tak diinginkan di laga lainnya seperti Aljazair.

Karma dari Gol Inggris

Tersingkirnya Jerman dari Piala Dunia 2022 ini juga disebut-sebut sebagai karma dari kemenangan tak adil Der Panzer atas Inggris pada Piala Dunia 2006 lalu.

Sebagai informasi, Jerman tersingkir dari Piala Dunia 2022 ini karena gol kedua Jepang yang dicetak Ao Tanaka. Gol itu penuh kontroversi karena terlihat bola seperti sudah meninggalkan lapangan.

Bola yang keluar dari lapangan itu pun kemudian dikaitkan dengan gol Inggris ke gawang Jerman di Piala Dunia 2010 yang dianggap tak sah.

Pada Piala Dunia 2010 lalu, Jerman dan Inggris bertemu di babak 16 besar. Saat itu pada menit ke-39, Der Panzer unggul 2-1 atas The Three Lions.

Pada menit tersebut, seharusnya Inggris bisa menyamakan skor menjadi 2-2. Namun, tendangan Frank Lampard yang sempat membentur mistar dan memantul ke dalam gawang tak dianggap gol.

Padahal jelas terlihat bola telah melewati garis gawang dan gol. Namun wasit mengabaikan hal tersebut, sehingga Inggris harus menerima tumbang dengan skor 1-4 dari Jerman.

Siapa yang menduga, bahwa gol Lampard yang dianggap tak sah itu kemudian menjadi karma bagi Jerman yang harus tersingkir di Piala Dunia 2022 karena bola yang keluar lapangan di laga Jepang vs Spanyol.

Terlepas dari karma-karma yang didapat dari ‘dosa’ Jerman di masa silam atas Aljazair dan Inggris, Der Panzer kini dihadapkan pada PR besar untuk memperbaiki diri usai Piala Dunia 2022.