In-depth

Rekam Jejak Erick Thohir, dari Presiden Inter Milan hingga Calon Ketua Umum PSSI

Minggu, 15 Januari 2023 19:07 WIB
Editor: Juni Adi
© NOC Indonesia
Ketua Satgas Percepatan Pembebasan Sanksi Badan Anti-Doping Dunia (WADA), Raja Sapta Oktohari dan Menteri BUMN, Erick Thohir Copyright: © NOC Indonesia
Ketua Satgas Percepatan Pembebasan Sanksi Badan Anti-Doping Dunia (WADA), Raja Sapta Oktohari dan Menteri BUMN, Erick Thohir
Presiden Inter Milan

Erick Thohir adalah salah satu sosok ternama di Indonesia. Ia mengawali kariernya sebagai pengusaha sebelum akhirnya terjun ke dunia politik.

Pria kelahiran Jakarta, 30 Mei 1970 atau 52 tahun yang lalu itu saat ini menjabat sebagai Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam Kabinet Indonesia Maju besutan Presiden Joko Widodo.

Di dunia sepak bola, Erick Thohir bukanlah orang baru. Ia pernah mengakuisisi saham mayoritas sebesar 70 persen klub Liga Italia, Inter Milan pada 2013 lalu.

Nilai transaksi kala itu ditaksir mencapai 480 juta dolar AS atau sekitar Rp7 triliun.

Erick Thohir pun dipercaya menjadi Presiden Inter Milan berkat saham mayoritas yang ia miliki. 

Di bawah asuhannya, Inter Milan finis di peringkat keempat Liga Italia musim 2015-2016 dan 2017-2018.

Tiga tahun kemudian, alias pada 2016, Erick melepas seluruh sahamnya, ke dua perusahaan. 

Pertama 39 persen sahamnya dijual ke Suning Group, perusahaan asal China. 

39 persen saham lainnya dijual Erick ke Lion Rock (Hong Kong) pada 2019.

Punya Saham di DC United

Sebelum mengakuisisi Inter Milan, Erick Thohir sudah berpengalaman memimpin sebuah klub dunia, yakni DC United.

Klub yang berkompetisi di Major League Soccer (MLS) atau Liga Amerika Serikat itu, dimiliki Erick Thohir sebesar 78 persen sahamnya yang dibelinya pada 10 Juli 2012.

Erick kemudian melepas kepemilikannya di DC United pada Agustus 2018. Selama enam tahun, Erick terlibat dalam pembangunan Audi Field yang kini jadi markas tim DC United.

Jajaki Liga Inggris

Setelah berkutat di Amerika Serikat dan Italia, Erick Thohir kini mencoba untuk menjajaki sepak bola Inggris.

Ia mengakuisisi 51 persen saham Oxford United pada September 2022 setelah menjadi pemegang saham minoritas sejak 2018.

Oxford United kini berkiprah di League One alias kasta ketiga dalam struktur kompetisi Liga Inggris.